Beranda Joglosemar Gandeng Pengusaha Perhotelan dan Jasa Boga Pemkot Semarang Luncurkan Cempaka untuk Penanganan...

Gandeng Pengusaha Perhotelan dan Jasa Boga Pemkot Semarang Luncurkan Cempaka untuk Penanganan Stunting

2
0

 

Peluncuran program Cempaka oleh Pemkot Semarang bersama Pengusaha di kota tersebut OLENAS.ID – Pemkot Semarang menggandeng pengusaha yang ada di Ibu Kota Jawa Tengah tersebut, untuk menjalankan program Cempaka (Cegah Stunting Bersama Pengusaha di Kota Semarang). Kolaborasi program tersebut, akan melengkapi program pengentasan stunting yang sudah ada sebelumnya.

Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebut, Pemkot Semarang sudah memiliki sejumlah program penanganan stunting seperti Rumah Pelita, Melon Mask, Garang Asem, dan program inovasi lainnya.

Program Cempaka, merupakan program kolaborasi dengan berbagai stakeholder yang terdiri dari pemerintah maupun pengusaha. Khususnya pemilik hotel maupun Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI).

Baca Juga: Profil dan Prestasi Hugo Samir, Penyerang yang Memastikan Kemenangan Timnas Indonesia U-24 di Asian Games 2023

Mbak Ita mengatakan, ada makanan yang berlebih dari hotel, bisa diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Hal itu tidak terlepas dari kondisi makanan dari hotel, yang bisa dipastikan memiliki standar dan nilai gizi yang baik untuk dikonsumsi.

“Kami melakukan kerja sama dengan pengusaha, di antaranya pemilik hotel dan PPJI. Ini memanfaatkan makanan yang berlebih, jadi bukan makanan sisa. Dari pada dibuang atau tidak bermanfaat, bisa diberikan ke masyarakat yang membutuhkan. Karena makanan hotel pasti standarnya bagus,” tandas Walikota Ita.

Pembagian makanan tersebut dilakukan dengan program Melon Mask (Milenial Gotong Royong Atasi Stunting di Kota Semarang).

Baca Juga: Kemarau Panjang, Permintaan Dropping Air Bersih ke BPBD Kota Semarang Meluas

Masalah stunting dan kemiskinan ekstrim, menjadi isu yang mendapat perhatian khusus dari Wali kota perempuan pertama di kota Semarang tersebut. Dengan program Cempaka, yang diharapkan kedua masalah tersebut dapat segera terselesaikan.

“Kita bisa efisien tidak menggunakan anggaran APBD, karena yang terbesar dalam penanganan adalah pemenuhan makanan tambahan. Sehingga kami berharap, adanya program ini dapat menambah semangat agar stunting ataupun kemiskinan ekstrim bisa turun di kota Semarang,” harap Mbak Ita.

Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo mengapresiasi langkah dan inovasi Pemerintah Kota Semarang untuk penanganan stunting. Apa yang dilakukan pemerintah kota Semarang, dapat dicontoh pemerintah daerah lain.

“Arahan bapak Presiden adalah, pentahelix dengan menggerakkan seluruh stakeholder baik pemerintah ataupun swasta. Sehingga tidak hanya pemerintah, TNI, Polri yang bergerak, tetapi juga pengusaha. Di Semarang, Saya kira ide yang sangat inovatif. Inilah yang bisa dicontoh pihak lain,” tandas Hasto.

Menurut mantan Bupati Kulonprogo DIY tersebut, kota-kota besar sangat bisa menggerakkan perhotelan, yang mampu mengolah makanan yang bisa untuk mengatasi stunting. “Ini cocok sekali kerja sama dengan pengusaha,” terangnya.

Diharapkannya, program Cempaka dapat membantu menyelesaikan dua masalah sekaligus di kota Semarang. Kedua masalah tersebut adalah stunting dan kemiskinan ekstrim. “Warga yang stunting atau miskin ekstrim harus disentuh dari yang dekat dengan hotel itu, jadi hotel seperti menjadi orang tua asuh. Karena kalau konsumsi makanan cukup pastinya dia tidak dimasukkan dalam kemiskinan ekstrim nantinya,” tandasnya.

Kasus stunting di Kota Semarang per Agustus 2023 terdapat 1.022 kasus. Angka tersebut turun dari sebelumnya pada Februari 2023 sebanyak 1.340 kasus. Dalam kurun waktu enam bulan, kasus stunting di Kota Semarang turun 218 kasus.
Sedangkan perihal masalah kemiskinan ekstrim di kota Semarang, saat ini angka tersebut berada pada 500 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 2.000 orang.***