OLENAS.ID – Muculnya pusaran api di Gunung Bromo, yang diakibatkan oleh Kebakaran, kini menjadi perbincangan publik. Video amatir, yang memperlihatkan pusaran api langsung viral di kalangan masyarakat.
Melansir akun instagram @infobmkgjuanda, pusaran api tersebut disebut dengan DUST DEVIL, yaitu pusaran udara kecil namun kuat yang terjadi saat udara kering dan sangat panas. Pusaran tersebut naik dengan cepat melalui udara yang lebih dingin di atasnya.
Hal inilah yang kemudian membentuk aliran udara keatas berupa pusaran dan membawa debu, serpihan, atau puing-puing di sekitarnya (NOAA). Siklus pusaran api ini dimulai dari matahari yang memanaskan permukaan tanah, kemdian udara panas naik membentuk tekanan rendah.
Baca Juga: Balita Diajak Naik Gunung Viral di Dunia Maya, Berikut Tips Mendaki Bersama Anak
Selanjutnya udara lebih dingin di sekitarnya masuk dalam tekanan rendah, dan membuat pusaran semakin menjulang naik dan bertambah kecepatannya. Pusaran angin ini semakin kokoh dan menyedot debu di sekitarnya dan menjadi Dust Devil.
Dust Devil berangsur hilang, karena bertemu udara yang lebih dingin. Beberapa faktor penyebab terjadinya Dust Devil ini di antaranya adalah
1.Pemanasan Matahari pada permukaan tanah yang cukup intensif
2.Jumlah tutupan awan yang sangat sedikit (cuaca cerah)
3.Banyak debu dan pasir di permukaan tanah
4.Kelembaban rendah
5.Permukaan tanah yang kering
Baca Juga: Di Tengah Api Belum Padam, Tornado Api Muncul di Bromo
Dust Devil, umumnya muncul di siang-sore yang cerah, kering, dan panas. Dust Devil dapat berlangsung selama beberapa detik atau menit, dan hanya terlihat saat terdapat media pendukung seperti pasir dan debu.
Dust Devil berbeda dengan Putting Beliung, karena Putting Beliung berasal dari adanya awan cumulonimbus. Angin dengan kecepatan lebih dari 60 km perjam dengan dampak yang disebabkan cukup menghancurkan.
Sementara Dust Devil, terjadi bukan berasal dari awan cumplonibus, namun berasal dari pemanasan lokal, dan memiliki kecepatan angin yang tidak terlalu tinggi. Dust Evil tidak menghancurkan atau tidak bersifat destruktif.
Baca Juga: JSS Masuk Nominasi United Nation of Public Service Award 2024
Sebelumnya, diketahui terjadi kebakaran di Gunung Bromo pada Rabu 6 September 2023 lalu, tepatnya di Bukit Teletubbies Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Hasil penyelidikan pihak kepolisian, kebakaran karena flare asap yang meletus saat dinyalakan untuk kepentingan foto prewedding.
Akibat dari kebakaran ini, aktivitas pendakian di Gunung Bromo ditutup untuk para pengunjung. Hingga kini, penutupan masih berlaku, sebab kebakaran masih belum bisa dipadamkan.***










