OLENAS.ID – Pemkot Yogyakarta mulai menggunakan kendaraan listrik untuk operasional pelayanan publik. Di 2023 ini, Pemkot Yogyakarta mengadakan lima unit sepeda motor listrik untuk percepatan implementasi penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
Sekda Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya menyebut pengadaan kendaraan listrik sebagai bentuk komitmen mendukung program nasional (KBLBB).
“Kami memproses lima sepeda motor listrik. Pengadaan ini sesuai instruksi pemerintah, tentang penggunaan kendaraan listrik di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” tutur Aman Yuriadijaya, seperti dikutip jogjakota.go.id.
Baca Juga: Play Off MPL Indonesia Sason 12 di Mahaka Square
Pengadaan kendaraan listrik untuk melaksanakan Instruksi Presiden No.7/2022, tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai sebagai kendaraan dinas, dapat dilakukan lewat skema pembelian, sewa, maupun konversi kendaraan bermotor bakar.
“Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan menghemat energi. Kendaraan ramah lingkungan, diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik, terutama untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat bisa lebih maksimal lagi,” pesan Aman.
Baca Juga: Skenario Agar Timnas U-23 Lolos ke Putaran Final Piala Asia 2024
Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemkot Yogyakarta, Waseso menjelaskan, Pemkot Yogyakarta melakukan pengadaan sepeda motor listrik Gesits G/1. Kendaraan tersebut diproduksi PT. WIKA Industries Manufaktur.
Kendaraan tersebut merupakan produksi dalam negeri, memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) diatas 60 persen. Gesits G/1 menggunakan jenis Baterai Lithium NMC Kapasitas 72V 20Ah serta kapasitas Mesin 2000 Watt Rated – 5000 Watt Peak Power.
“Di 2023 ini, Pemerintah Kota Yogyakarta mulai melakukan pengadaan kendaran bermotor listrik. Tahun ini ada lima, tahun depan mungkin akan bertambah lagi jumlahnya,” ungkap Wasesa.
Selain untuk mendukung program nasional, kendaran listrik dianggap lebih ramah lingkungan karena dapat menurunkan beban penggunaan bahan bakar minyak (BBM) berbahan dasar fosil. Termasuk meredam emisi karbon.
Kendaraan listrik dapat menghemat pengeluaran biaya operasional, baik secara individu ataupun pengeluaran daerah dan negara. ***










