Beranda Joglosemar Layang-Layang Raksasa Meriahkan Puncak Acara Festival Kudu di Semarang

Layang-Layang Raksasa Meriahkan Puncak Acara Festival Kudu di Semarang

3
0

Suasana di Lapangan Sepak Bola Kudu saat digelar lomba layang-layang yang menjadi puncak Festival Kudu, di Semarang, Jawa Tengah OLENAS.ID – Sebanyak 96 layang-layang raksasa, memeriahkan puncak acara Festival Kudu, yang berlangsung di Lapangan Sepak Bola Kudu, Semarang, Jawa Tengah. Festival Kudu adalah rangkaian peringatan Kemerdekaan RI, yang digelar oleh warga setempat.

Terpantau, ada layang-layang berbentuk burung garuda, kupu-kupu, burung walet yang dibuat berukuran besar di terbangkan di Lapangan Sepak Bola Kudu. Ada yang panjang berbentuk ular naga, namun ada pula yang unik, karena menampilkan layang-layang berbentuk kapal.

“Festival Kudu itu ada senam, bazar, Pak Rahman (Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman). Nah, lomba layang-layang ini merupakan puncaknya,” kata Lurah Kudu, Suhartono, di Semarang, seperti dikutip jateng.antaranews.com.

Baca Juga: Bintang Muda Sao Paulo Perkuat Tim Nas U-17 Indonesia

Menurutnya, peserta lomba layang-layang itu hanya dikhususkan untuk warga Kelurahan Kudu. Mereka hadir mewakili sembilan Rukun Warga (RW) dan 65 Rukun Tetangga (RT). “Pesertanya semula 60 orang. Tetapi membludak jadi 96. Antusias warga Kudu luar biasa. Ini akan diambil pemenang 10 besar yang semuanya dapat hadiah,” tambah Suhartono.

Untuk penilaian, setiap peserta diberikan waktu untuk menerbangkan layang-layang maksimal 10 menit. Peserta mendapatkan kesempatan untuk menerbangkan layang-layang yang dibawa dan didaftarkan sampai tiga kali.

“Jika tiga kali layang-layang enggak naik, ya, didiskualifikasi. Ada juri dari komunitas layang-layang yang menilai aspek estetika, daya terbang, dan kesesuaian dengan tema,” kata Suhartono.

Baca Juga: Resep Kroket Belanda yang Renyah di Luar dan Lembut di Dalam

Tokoh Kota Semarang, Dyah Ratna Harimurti sebagai salah satu penyelenggara lomba layang-layang menyebut, lomba layang-layang menjadi pilihan karena merupakan permainan tradisional yang perlu dilestarikan.

“Awalnya, kami mau buat (lomba layang-layang) untuk anak-anak, tapi ternyata bapak-bapak antusias. ‘Layangannya’ dibikin apik. Ternyata, layang-layang masih jadi permainan favorit,” kata Detty, yang merupakan anggota DPRD Kota Semarang tersebut.

Melalui lomba layang-layang diharapkan, layang-layang tetap bisa menjadi permainan tradisional favorit masyarakat. Keberadaanya dinilai masih mampu menahan gempuran permainan online lewat gadget seiring perkembangan teknologi.

Baca Juga: Rubiales Cium Bibir Pemain Timnas Wanita Spanyol, Berujung ke Pengadilan

“Masyarakat juga butuh hiburan. Apalagi kemarin selama pandemi COVID-19 di rumah terus. Terbukti, masyarakat antusias,” tandasnya.

Detty menyebut, Festival Kudu dengan lomba layang-layangnya ke depan bisa dikembangkan sebagai daya tarik wisata. Karena terbukti mampu menyedot antusias warga luar Kudu untuk menonton.

Salah satu peserta, Aji Septianto, mengaku sejak kecil hobi bermain layang-layang. Dia membutuhkan waktu satu hari untuk mempersiapkan layang-layang khusus yang akan dilombakan. “Saya buat sendiri dari bambu, kertas, lem, dan tali rafia. Emang suka layangan dari dulu,” kata warga RT 2/RW 5 Kelurahan Kudu tersebut.

Ketua Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Jawa Tengah, Maria Tri Mangesti, yang juga hadir di lokasi lomba mengapresiasi antusiasme peserta pada lomba layang-layang itu. “Artinya, masyarakat mulai sadar bahwa yang tradisional tidak ketinggalan jaman. Perlu dibudayakan. Layang-layang ini termasuk olahraga rekreasi masyarakat makanya di bawah KORMI,” pungkasnya.***