OLENAS.ID – Penyanyi legendaris, Celine Dion masih bergelut dengan penyakit langka Stiff-Person Syndrome (SPS), yang membuatnya mundur sementara dari panggung. Kondisinya pun belum membaik.
Keluarga Celine mengaku tak berdaya untuk meringankan penyakitnya. Mereka berharap para peneliti menemukan obat untuk penyakit yang disebut mengerikan itu.
“Kejangnya sulit dikendalikan. Tidak banyak yang bisa kita lakukan untuk mendukungnya, untuk meringankan rasa sakit,” kakak Celine Dion, Claudette, kepada majalah Hello! Canada, yang diberitakan Variety pada Jumat, 1 September 2023.
“Kami berharap para peneliti akan menemukan obat untuk penyakit mengerikan ini,” tambahnya.
Pada awal Agustus 2023, Claudette menyebut Celine Dion saat ini tinggal bersama saudara mereka, Linda. Linda pindah ke rumah Celine bersama ketiga putranya untuk membantu perawatan penyanyi My Heart Will Go On itu.
Pada saat Celine Dion bekerja keras dalam perjuangannya melawan kelainan saraf yang langka, para ahli mengaku belum menemukan obat yang benar-benar manjur untuk memulihkan total kondisi sang adik.
“Sejujurnya saya berpikir bahwa dia paling perlu istirahat. Dia selalu melakukan yang lebih dan melampauinya, dia selalu berusaha menjadi yang terbaik dan berada di puncak permainannya,” kata Claudette.
“Itu bawaan baginya, Celine disiplin dalam setiap bidang kehidupannya. Kami tidak dapat menemukan obat yang manjur, tetapi memiliki harapan itu penting.” katanya.
Celine Dion pada Desember 2022 mengumumkan menunda kegiatan tur untuk 2023 dan 2024 untuk bisa pulih dari penyakit Stiff Person Syndrome yang sudah ia derita selama beberapa waktu.
SPS yang diidap Celine Dion disebut membuat dirinya kejang otot, dan membuatnya tidak bisa menggunakan pita suara untuk bernyanyi seperti biasanya.
Meski membatalkan semua jadwal tur mendatang, Celine Dion memastikan kepada penggemar dirinya tidak pernah menyerah dan terus menantikan waktu bisa kembali bertemu langsung dengan fan.
“Saya ingin kalian semua tahu, saya tidak menyerah… dan aku tidak sabar untuk bertemu denganmu lagi,” kata Celine Dion.
Setiap Aspek
“Kejang ini memengaruhi ‘setiap aspek’ kehidupan sehari-hari saya. Kadang menyebabkan kesulitan saat saya berjalan dan tidak mengizinkan saya menggunakan pita suara untuk bernyanyi seperti biasanya,” papar Celine dalam videonya yang bertajuk ‘Celine Dion Reschedules Spring 2023 shows to 2024, and cancels eight Summer 2023 shows.”
Berkaca dari penyakit yang sedang dialami Celine Dion, SPS merupakan kondisi neurologis langka yang memerlukan waktu bertahun-tahun untuk mendiagnosis dan menyesuaikan pengobatan.
Sindrom ini ditandai dengan kekakuan dan kejang otot, kepekaan yang meningkat terhadap rangsangan seperti suara dan cahaya, dan tekanan emosional yang dapat menyebabkan kejang otot, menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke.
Dilansir dari The New York Times, sindrom itu sering dikaitkan dengan kejang otot, yang bisa sangat parah.
“Ini dapat menyebabkan jatuh, sakit parah, dan kecacatan yang signifikan,” kata Dr Emile Sami Moukheiber dari Stiff Person Syndrome Center di Johns Hopkins Medicine.
Rata-rata, dibutuhkan berkisar tujuh tahun bagi seseorang untuk menerima diagnosis SPS. Pasalnya, pada pemeriksaan awal, tidak ada ciri khas SPS ini.
Penyakit ini tergolong kelainan neurologis autoimun yang langka. Kondisi tersebut memengaruhi berkisar satu juta orang, dan sebagian besar ahli saraf umum hanya akan melihat satu atau dua kasus.
Melansir dari Cleveland Clinic, perempuan dua kali lebih mungkin memiliki SPS dibandingkan laki-laki. SPS dapat berkembang pada usia berapa pun, tetapi gejala paling sering dimulai pada usia 30-an dan 40-an. ***






