Beranda Joglosemar TPST Karang Miri Giwangan Olah Sampah Organik Jadi Pakan Ikan

TPST Karang Miri Giwangan Olah Sampah Organik Jadi Pakan Ikan

1
0

Pengolahan Sampah organik dengan magot di TPST Karang Miri Giwangan OLENAS.ID – Bekas bangunan SD Karang Miri, yang sejak tahun 2000 lalu difungsikan sebagai Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST), telah sukses mengolah sampah organik menjadi pakan ikan. TPS Karang Miri melakukan pengolahan sampah organik dilakukan dengan memanfaatkan magot.

Ketua Kelompok Maggot Lele Kampung Karang Miri RW 8 Priyono mengungkapkan, TPST Karang Miri yang sudah berjalan tiga tahun, sejak dioperasionalkan keberadaanya sudah mendorong inisiatif warga untuk mengelola sampah secara berlanjutan. Yang menjadi pilihan adalah, budi daya maggot, untuk mengolah sampah sisa rumah tangga.

Budi daya magot telah dimulai sejak 2022. “Kami mengelola sampah sisa hasil rumah tangga di RT 22, 23 dan 24. Satu hari, sampah yang diolah mencapai 30 kg dan menjadi makanan maggot,” ujar Priyono.

Baca Juga: Lasiyem Bisa Melihat Lagi Warna Warni Dunia

Selain untuk pakan ikan, magot yang di budi dayakan juga dikembangkan untuk membuat pelet pakan ikan. “Membuat pelet dari bahan maggot tersebut,” jelasnya.

Saat ini TPST Karangmiri dapat menghasilkan baby maggot sekira 10 kg perbulan. Jumlah yang cukup banyak untuk mengolah sampah organik hasil dari aktivitas rumah tangga warga kampung Karang Miri.

Sememtara itu untuk sampah yang bersifat kering seperti daun, ranting, di TPST Karang Miri diendapkan dan dijadikan kompos tanaman. Kompos yagn dihasilkan dijual dan diberikan ke warga sekitar.

Baca Juga: Nelayan Kulon Progo Dibantu Sertifikasi Kelaikan Kapal

Dengan perkembangan yang didapatkan, Priyono berharap dapat memperluas kegiatan pengolahan sampah yang dilakukan. Harapannya bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah, untuk membeli alat pengolah sampah.

Salah satu warga Giwangan RW 8, Purbudi Wahyuni mengungkapkan, warga Karang Miri terus mengelola dan memilah sampah secara mandiri. Sampah kemudian disetorkan ke TPST Karang Miri, untuk diolah menjadi maggot dan kompos.

“Warga rajin memilah sampah anorganik dan organik. Kami sudah melakukan sejak lama, dan sudah ada ember di setiap rumah,” ungkapnya.

Jika sampah sudah terkumpul, warga langsung menyetorkan ke TPST Karang Miri. “Semoga program ini bisa berkelanjutan, Bisa mendapatkan penambahan alat untuk memaksimalkan pengelolaan sampah di TPST Karang Miri,” pungkasnya. ***