OLENAS.ID – Tebing sungai Trising, yang ada di Desa Krinjing Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang longsor. Material longsoran menutup akses ke mata air, yang selama ini menjadi sumber air bersih warga Desa Krinjing.
Dengan kejadian tersebut, ratusan kepala keluarga (KK) yang ada di Desa Krinjing, saat ini terancam krisis air bersih. Menurut salah satu warga Krinjing, Suyadi Sambas, longsor telah terjadi dua minggu lalu.
Namun kejadian longsor baru diketahui warga sekitar satu pekan ini. Lokasi longsor berada jauh dari pemukiman warga. Kejadian longsor tidak membahayakan aktivitas warga yang tinggal di bantaran.
Baca Juga: Emil Audero Mulyadi Bergabung Dengan Inter Milan
Namun kejadian tersebut mengancam keberadaan sumber air warga Dusun Trono, Desa Krinjing. “Longsor menutup akses aliran sumber air yang diambil warga Dusun Trono. Jalan tertutup longsor, karena sumber air berada di atas lokasi longsor,” ungkap Suyadi, seperti dikutip magelangkab.go.id.
Lokasi longsor berada di dasar Sungai Senowo, dan menutup sumber air bersih. Mata air tersebut kini membentuk kubangan air mirip rawa atau biasa disebut warga pening. Dan suplai air bersih untuk warga Dusun Trono sudah mati.
Air tidak mengalir, karena jaringan pipa yang mengalirkan air bersih untuk 130 KK rusak tertimbun. Suyadi menyebut, debit air dari longsor terus meningkat setiap harinya. Warga mengkhawatirkan adanya luberan material dari lokasi longsor karena tekanan air yang besar. Jika itu terjadi, berbahaya bagi warga yang beraktivitas di alur sungai Senowo yang berhulu di gunung Merapi.
Baca Juga: Malaysia Juga Kesulitan Memanggil Pemain Untuk Berlaga di Piala AFF U-23 2023
Sedangkan untuk pembersihan tidak bisa dilakukan, karena kondisi medan sangat berbahaya bagi warga saat bekerja. Lokasinya hanya satu jalur sempit, dan bila air mengalir warga tidak bisa mencari jalan untuk menyelamatkan diri.
Hingga saat ini warga menurut Suyadi meningjatkan kewaspadaan dan terus memantau perkembangan debit air. Secara bergantian, warga saling mengingatkan potensi bahaya, khususnya bagi mereka yang berada di alur bawah saat melintas ke wilayah lain.
“Bila nanti terjadi aliran yang semakin membesar terus nanti jika longsoran larut (banjir bandang) berbahaya bagi rekan di bantaran,” tandasnya.
Baca Juga: Taliban Melarang Anak Perempuan Lebih Dari 10 Tahun Untuk Sekolah
Kejadian serupa pernah terjadi sekitar 1990-an. Terjadi siang hari dengan korban satu orang meninggal. Saat ini untuk kebutuhan air bersih sehari hari dan pertanian, warga Dusun Trono Krinjing, mengandalkan air dari sungai Trising yang debitnya kecil.
BPBD Kabupaten Magelang telah berkoordinasi dan memantauan lokasi pergerakan tanah di Dusun Trono. Hasil assesment mendeteksi adanya pergerakan tanah di tebing sungai Senowo dengan dimensi tinggi 40 meter dan lebar 30 meter.
Faktor pemicu tanah longsor antara lain kemiringan lereng yang di atas 60 derajat. Tebinh berupa tanah pasir vulkanik yang kurang kompak dan padat. “Kita berkoordinasi dengan Pemdes, mengimbau warga untuk lebih berhati-hati dan waspada saat beraktivitas di sekitar lokasi alur sungai,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Wasono.***










