OLENAS.ID – Ajang Klaten Fashion Festival (KFF) 2023 Klaten mengusung tema batik dan lurik. Acara tersebut diikuti 50 orang Fashion Designer anggota dari Fashion Designer Klaten (Fadeska).
Kepala Disbudporapar Klaten, Sri Nugroho menyebut, KFF menjadi upaya Pemkab Klaten mempromosikan batik dan lurik yang merupakan potensi produk lokal.
“Batik dan lurik Bayat menjadi potensi kekayaan daerah yang dapat diolah dalam industri fashion. Fashion designer Klaten bercita-cita mengolah potensi lokal ini menjadi produk unggulan yang mampu bersaing di kancah nasional bahkan internasional,” ungkapnya.
Baca Juga: Gunungkidul Tanam 1.000 Durian Musanking di Ponjong
Agenda KFF perdana digelar di Monumen Juang 45 Klaten, diharapkan dapat menjadi triger pertumbuhan ekonomi kreatif di Klaten, khususnya perajin lurik dan batik di Klaten. Ke depan harapannya akan banyak karya fashion yang menggunakan kedua produk lokal tersebut.
“Pelaku industri fashion di Klaten diharapkan mampu meningkatkan kuantitas maupun kualitas produk fashion, dengan batik dan lurik. Serta ikut mempromosikan lurik dan batik asli Klaten lewat karya fashion,” tambah Sri Nugroho.
Bayat, selama ini dikenal sebagai sentra produksi kain lurik dan batik di wilayah Klaten. Warganya banyak yang memproduksi dua jenis kain tersebut. Khusus untuk lurik, banyak dikembangkan masyarakat dengan alat tenukn bukan mesin atau ATBM.
Baca Juga: Skuat Dalam Kondisi Bugar, Klopp Siapkan Formasi untuk Laga Perdana EPL
Kegiatan membuat kain lurik di Bayat, sudah berlangsung secara turun menurun. Hal tersebutlah yang membuat kain lurik Bayat saat ini menjelma menjadi potensi lokal yang sangat terbuka untuk dikembangkan. ***










