Beranda Entertainment Sutradara James Cameron Sudah Ingatkan Bahaya AI Sejak 1984

Sutradara James Cameron Sudah Ingatkan Bahaya AI Sejak 1984

1
0

  Sutradara ternama, James Cameron

OLENAS.ID – Di tengah ramainya protes  aktor dengan mogok massal, sutradara James Cameron membeberkan pandangannya soal bahaya penggunaan AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan yang berlebihan dalam produksi film Hollywood.

Sutradara film Avatar itu mengaku sudah memperingatkan akan bahaya AI sejak 1984, saat ia menggarap Terminator.

“Saya sudah memperingatkan kalian pada 1984, dan kalian tidak mendengarkan,” kata Cameron dalam wawancara dengan CTV News, Rabu, 19 Juli 2023. (19/7).

The Terminator merupakan film arahan James Cameron yang naskahnya ia tulis bersama Gale Anne Hurd. Film ini meledak di pasaran dan dibuat sekuelnya.

Di Terminator, Arnlod Schwarzenegger berperan sebagai pembunuh cyborg, yang dikirim ke masa lalu, dari 2029 ke 1984, untuk membunuh Sarah Connor (Linda Hamilton) yang putra dalam kandungannya diyakini bisa menyelamatkan manusia dari kepunahan.

Pemusnahan manusia direncanakan Skynet, sistem kecerdasan buatan revolusioner yang dibangun oleh Sistem Cyberdyne untuk SAC-NORAD.

Cameron menyoroti penggunaan AI secara intensif di industri film Hollywood.

Itu yang menjadi salah satu protes utama yang digaungkan oleh asosiasi aktor Hollywood Screen Actors-American Federation of Television and Radio Artists (SAG-AFTRA) dalam aksi mogok.

Asosiasi aktor itu menilai studio Hollywood kerap menggunakan kecerdasan buatan, seperti CGI dan deepfake. Hal itu melibatkan peran aktor dalam film tanpa persetujuan sebelumnya.

Menurut laporan CTV News, serikat berpendapat para aktor membutuhkan perlindungan terhadap penggunaan teknologi AI yang menggunakan citra dan karya seni mereka tanpa izin.

Sedangkan para penulis berpendapat, studio-studio tidak boleh menggantikan mereka dengan AI untuk menulis skenario.

Penggunaan kecerdasan buatan (AI) menjadi salah satu poin perdebatan yang diperjuangkanpara penulis dan aktor.

Sebanyak 160.000 aktor dan profesional media lainnya bergabung dengan asosiasi penulis Writers Guild of America (WGA) untuk menuntut regulasi yang tepat atas hal itu.

“Saya benar-benar prihatin. Menurut saya penggunaan AI sebagai sebuah senjata adalah bahaya terbesar,” kata Cameron.

“Coba bayangkan kecerdasan buatan dalam sebuah medan perang, seluruh pertempuran hanya berlangsung oleh komputer, dengan kecepatan yang tidak bisa lagi diintervensi manusia, dan kalian tidak memiliki kemampuan meredam situasi itu,” sambungnya.

Sisi Humanis

Cameron tidak percaya jika teknologi AI saat ini mampu menggantikan sisi humanis dari para penulis. Terutama untuk membuat sebuah naskah yang optimal.

 

“Saya pribadi tidak percaya pada pikiran tanpa tubuh, yang hanya mengulangi apa yang telah diucapkan pikiran-pikiran lain tentang kehidupan yang mereka jalani, tentang cinta, tentang kebohongan, tentang ketakutan, tentang kematian. Lalu menggabungkannya menjadi satu kata dan mengulanginya lagi,”

“Saya tidak percaya bahwa itu akan mampu menggerakkan penonton,” ucapnya.

Sampai saat ini, Cameron mengaku sama sekali tidak tertarik dengan bantuan AI untuk menulis skenarionya, kecuali jika AI bisa berbicara banyak dalam industri perfilman.

“Mari lah kita tunggu 20 tahun lagi, dan jika suatu saat AI memenangkan Oscar untuk kategori Best Scenario, saya pikir kita harus menganggap mereka serius,” kata Cameron. ***

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini