OLENAS.ID – Warga Kota Yogyakarta mulai memperlihatkan kepeduliannya terhadap lingkungan, dengan mengolah sampah organik. Pengolahan dilakukan untuk sampah organik sisa rumah tangga dan di olah di rumah masing-masing.
Seperti yang dilakukan warga RW 8 Ratmakan Kelurahan Ngupasan Kemantren Gondomanan, yang mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos dengan metode ember tumpuk dan biopori.
Salah satu warga RT 27 RW 08 Kampung Ratmakan Samiyati menyebut, saat ini warga di wilayahnya sudah menerapkan upaya memilah sampah secara mandiri. Metode ember tumpuk menjadi pilihan, karena hanya menggunakan peralatan sederhana dan mudah diperoleh.
Baca Juga: Ini Yang Mengisi Skuat Indonesia Patriot
Cara tersebut sangat mudah dan dapat diaplikasikan di rumah, namun mampu mengolah sampah organik menjadi pupuk ramah lingkungan. Dengan ember tumpuk, setiap orang dapat membuat pupuk organik yang murah, dengan cara mudah dan dapat dimanfaatkan setiap saat.
Dengan kesadaran tersebut, saat ini di Kampung Ratmakan sudah memiliki tujuh ember tumpuk, yang bisa dimanfaatkan warga. “Warga di Kampung Ratmakan sudah mulai memilah limbah dapur dan limbah yang dimasukkan ke bank sampah. Sampah dari limbah dapur sisa nasi dan sayuran, masuk ke ember tumpuk,” ungkap Samiyati, seperti di kutip jogjakota.go.id.
Selama Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan ditutup, Samiyati mengaku tidak panik dan mengajak warga lain untuk terbiasa memilah sampah. Hal itu untuk membantu pemerintah mengurangi sampah di Kota Yogyakarta.
Baca Juga: Redho, Korban Mutilasi di Sleman Ternyata Sedang Melakukan Riset Tentang LGBT
Direktur ‘Bank Sampah Grezeek’ Kampung Ratmakan RW 8, Evi Erawati mengatakan, selain pilah sampah dari rumah, warga di RW 08 Ratmakan juga rutin menggelar layanan Bank Sampah. Sebulan sekali bank sampah dibuka, agar lingkungan menjadi lebih bersih.
Rata-rata sampah yang di timbang di Bank Sampah Grezeek mencapai 20 kilogram, dengan nominal Rp200.000.
Evi menyebut, untuk sampah organik warga Kampung Ratmakan mengolah dengan sistem ember tumpuk dan eco enzim. Ember tumpuk digunakan untuk mengolah limbah dapur rumah tangga. Sedangkan sampah buah-buahan ddisediakan tempat diolah menjadi ecoenzim.
“Untuk sampah organiknya dari bekas sisa makanan di dapur ditaruh ke ember tumpuk. Untuk bekas sayuran yang mau kita olah di masukkan di biopori. Selain itu, untuk ekoenzim khusus buah ini swadaya dari warga dan pengolahannya dua minggu sekali,” pungkasnya. ***










