OLENAS.ID – UGM mewujudkan komitmennya menjadi Perguruan Tinggi (PT) yang peduli dengan kesehatan mental sivitas akademikanya. Hal itu dilakukan dengan meluncurkan platform ChatBot Lintang, yang dapat dijadikan seluruh sivitas akademika berkomunikasi yang berhubungan dengan kesehatan mental dan kekerasan.
Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia mengatakan, pengembangan ChatBot Lintang dilakukan untuk mewujudkan kesehatan mental sivitas akademika UGM. “Kami menyambut baik inovasi yang dilakukan untuk penyehatan kita semua, khususnya kesehatan mental, dengan menciptakan ruang komunikasi ChatBot Lintang,” ujar Prof Ova Emilia.
Kehadiran ChatBot Lintang, diharapkan Rektor bisa memberikan ruang komunikasi yang aman dan terjamin kerahasiaanya. Diharapkannya, dengan platform tersebut, akan terbangun komunitas yang peduli, responsif, dan memikiki empati terhadap permasalahan di lingkungan akademis. Utamanya komunitas yang memiliki kepedulian terhadap masalah sosial yang berdampak bagi kesehatan mental.
Baca Juga: Dembele ke Eetifaq, Hilal Datangkan Filipe Silva
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Prof. Dr. Wening Udasmoro menyebut, UGM ingin menjadi kampus yang sehat, aman dan inklusif. Hal tersebut tertuang secara jelas dalam Rencana Strategis (Renstra) UGM 2022-2027.
Aspek kesehatan mental saat ini disebutnya, menjadi salah satu poin yang perlu mendapat perhatian bersama, selain persoalan kesehatan secara fisik, sosial, ideologis, maupun spiritual. “Setiap generasi berhak mendapatkan dukungan meraih kesehatan di segala apsek,” ujarnya.
UGM disebut Prof Wening, telah menyediakan fasilitas untuk mendukung pemenuhan kesehatan, termasuk persoalan kesehatan mental, dengan adanya layanan psikolog di GMC, Unit Konsultasi Psikologi Fakultas Psikologi UGM, dan layanan di RSA UGM.
Baca Juga: Cak Nun Sudah 20 Hari di RS Sardjito, Kondisinya Semakin Membaik
Ketua tim pengembang ChatBox Lintang, dr. Fatwa Sari Tetra Dewi menyebut, platform ChatBot Lintang menjadi saluran untuk memfasilitasi adanya ruang komunikasi antar individu. LintangBot dikembangkan dengan kecerdasan buatan, sehingga mampu merespon kata-kata kunci terkait gejala stres maupun kecemasan.
LintangBot dilengkapi dengan berbagai fitur pendukung seperti swaperiksa, yang berfungsi untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan mental individu. Kemudian fitur direktori layanan kesehatan mental, yang mengarahkan pengguna agar bisa terhubung dengan profesional. Kemudian ada fitur psikoedukasi dan juga telah dilengkapi tips praktis untuk pengguna.
Pengembangan ChatBot Lintang disebutnya, berawal dari keprihatinan terhadap kemunculan persoalan yang banyak dialami mahasiswa, terutama mengenai kesehatan mental dan kekerasan. Persoalan seperti stres, kecemasan, depresi, dan kasus kekerasan, seringkali mempengaruhi kesejahteraan mental dan akademik mahasiswa.
Dan seringkali mahasiswa kesulitan untuk menemukan media percakapan yang aman dan nyaman untuk mendapatkan solusi dari permasalahannya. Dan ChatBot Lintangbajan menjadi ruang berbagi pengalaman, mencari dukungan, dan menemukan solusi yang sesuai.
“UGM melalui tim Health Promoting University (HPU) UGM khususnya pokja Literasi, bergerak mencari solusi inovatif dan memberikan cara baru untuk mengkomunikasikan pesan-pesan penting terkait dengan kesehatan mental dan kekerasan,” pungkasnya. ***










