Beranda Berita 122 Orang Jadi Korban Sindikat Jual-Beli Ginjal Internasional, Transplantasi di Kamboja

122 Orang Jadi Korban Sindikat Jual-Beli Ginjal Internasional, Transplantasi di Kamboja

1
0

Ilustrasi ginjal

OLENAS.ID – Sindikat jual-beli ginjal jaringan internasional mencari korban lewat media sosial Facebook. Proses Transplantasi ginjal tidak dilakukan di Indonesia tapi di Kamboja.

Hingga kini sudah memakan korban sebanyak 112 orang, dan polisi sudah menahan 12 tersangka.

Polisi mencatat sebanyak 122 orang menjadi korban jual-beli ginjal sindikat internasional. Sebanyak 12 orang telah ditetapkan sebagai tersangka dengan peran masing-masing.

“Tim gabungan telah mengungkap perkara TPPO dengan modus eksploitasi, penjualan organ tubuh manusia jaringan Kamboja,” kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto dalam keteranganya, Kamis, 20 Juli 2023.

Berdasarkan data, korban berasal dari berbagai latar belakang dan profesi. Ada dari yang berprofesi sebagai pedagang, guru privat, buruh, dan sekuriti. Bahkan calon pendonor ada yang merupakan lulusan S2 dari Universitas ternama.

“Rekrut dari media sosial facebook,” jelas Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi

Hengki menerangkan, pihaknya menemukan ada dua akun dan dua grup komunitas yaitu donor ginjal Indonesia dan donor ginjal luar negeri. Ini yang merekrut pendonor-pendonor ginjal.

“Kemudian mereka melakukan inbox atau messenger Facebook, kemudian dilanjutkan melalui whatsApp, kemudian direkrut,” ujar Hengki.

Korban juga ada yang direkrut dari mulut ke mulut. Karena ternyata ada yang berubah haluan dari pendonor berubah jadi perekrut. “Ini dari 10, 9 orangnya adalah mantan pendonor,” ujar dia.

Proses transplantasi ginjal tidak dilakukan di Indonesia tapi di Kamboja.

Pada saat memberangkatkan para pendonor ke luar negeri, sindikat ini ternyata memalsukan rekomendasi beberapa perusahaan seolah-olah akan melakukan family gathering ke luar negeri.

“Apabila ditanya petugas imigrasi akan ke mana? family gathering ini ada surat tugasnya dari perusahaan. Ada perusahaan yang dipalsu oleh kelompok ini seolah-olah akan family gathering termasuk stempelnya,” ujar Hengki. ***