OLENAS.ID – Kerusuhan di Prancis diperkirakan menimbulkan kerugian hingga 1 miliar euro atau sekitar Rp16,63 triliun. Kerugian tersebut mencakup kerugian dari penjarahan dan gangguan terhadap proses bisnis.
Besarnya kerugian itu diperkirakan oleh Gerakan Perusahaan Prancis (MEDEF).
Sedangkan Menteri Keuangan Prancis, Bruni Le Maire mengatakan, para demonstran telah menyerang hampir 400 cabang bank dan 500 toko. Total toko yang mengalami penjarahan selama kerusuhan mencapai 1.000 unit.
Melansir CNN, mayoritas toko yang menjadi sasaran penjarahan adalah toko yang mendapatkan dukungan dari pemerintah.
Meskipun demikian, Le Maire berpendapat bahwa dampak dari penjarahan tersebut tidak akan signifikan terhadap perekonomian Prancis.
“Kerusuhan tidak akan berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi Prancis,” klaim Le Maire seperti yang dilaporkan pada Minggu, 9 Juli 2023.
Seperti diberitakan, kerusuhan dipicu oleh penembakan terhadap Nahel, seorang remaja berusia 17 tahun yang memiliki keturunan Aljazair dan Maroko, oleh seorang petugas polisi saat melanggar lalu lintas di Nanterre, pinggiran Paris, pada Selasa, 27 Juni 2023.
Video penembakan tersebut menjadi pemicu bagi keluhan tentang kekerasan dan rasisme polisi yang telah lama ada. Akibatnya, kerusuhan merebak di Paris dan beberapa kota lainnya.
Terjadi 23.000 kebakaran dan 273 bangunan rusak yang merupakan milik aparat penegak hukum, 168 sekolah, dan 105 kantor walikota.
Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmain, mencatat bahwa lebih dari 3.500 orang telah ditahan dengan usia rata-rata sekitar 17 tahun.
Beberapa toko ternama yang jadi sasaran penjarahan misalnya Toko Nike di Mal
Chatelet Les Halles dijarah oleh massa pada Sabtu, 1 Juli 2023.
Toko Zara di jalan De Rivoli, Paris, juga mengalami penjarahan oleh puluhan remaja pada Jumat, 30 Juni 2023.
Toko Apple di Kota Strasbourg juga menjadi target penjarahan oleh massa pada Jumat, 30 Juni 2023 sore. ***
