Beranda Berita Belanda Akui Kemerdekaan Indonesia Pada 17 Agustus 1945

Belanda Akui Kemerdekaan Indonesia Pada 17 Agustus 1945

1
0

Presiden Jokowi saat menerima kunjungan PM Belanda Mark Rutte di Istana Merdeka, Jakarta, November 2016 lalu

OLENAS.ID – Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada 17 Agustus 1945 secara resmi diakui oleh Belanda.

Pengakuan itu disampaikan Perdana Menteri (PM) Belanda Mark Rutte dalam sela-sela debat penyelidikan Perang Kemerdekaan Indonesia, Rabu, 14 Juni 2023 waktu setempat.

“Kami melihat proklamasi itu sebagai fakta sejarah,” kata Rutte, mengutip media Belanda NU, Kamis, 15 Juni 2023.

Ini merupakan pernyataan resmi pertama pemerintah Belanda setelah 78 tahun.

“Kami sepenuhnya sudah mengakui 17 Agustus zonder voorbehaud [tanpa keraguan]. Saya masih akan mencari jalan keluar bersama presiden [Indonesia, Joko Widodo] untuk mencari cara terbaik agar bisa diterima kedua pihak,” ujar PM Rutte sebagaimana dikutip media Historia

Pemerintah Belanda selama ini mengakui bahwa Indonesia “de facto” merdeka pada tahun 1945. Tetapi secara resmi menggunakan tahun 1949.

Penggunaan tahun 1949 itu merujuk pada saat Belanda menyerahkan kedaultan Indonesia. Saat itu Belanda dalam desakan kuat dari Amerika Serikat dan PBB.

Atas desakan Partai Hijau, GroenLinks, Rutte disebut akan berdiskusi dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Ini terkait bagaimana merayakan Hari Kemerdekaan pada 17 Agustus.

“Dalam beberapa tahun terakhir, Belanda selalu mengingat 17 Agustus 1945. Misalnya, raja mengirimkan ucapan selamat ke Indonesia setiap tahun melalui telegram,” kata Rutte.

Sebelumnya DPR Belanda memperdebatkan perang kemerdekaan RI dari tahun 1945 hingga 1949.

Kajian ekstensif berjudul Over de Grens diterbitkan pada Februari 2023 lalu.

Laporan tebal hampir enam ratus halaman menggambarkan dengan sangat rinci kekerasan yang mengerikan dan hampir tak terlukiskan pada periode itu. Laporan itu juga membahas berbagai hal dari kedua sisi.

Kesimpulan politik terpenting adalah bahwa tidak ada kekerasan insidental di pihak Belanda, seperti yang telah dikatakan selama beberapa dekade.

Para peneliti berbicara tentang “kekerasan ekstrem” dalam “skala besar” oleh angkatan bersenjata Belanda yang sengaja dikerahkan.

Pada tahun 2011, kabinet Belanda juga meminta maaf kepada penduduk Indonesia atas penjajahan dan periode kekerasan yang ekstrim. Raja Belanda melakukannya tiga tahun lalu, di mana selama periode 1940 hingga 1945 perang menelan korban sekitar 5.300 orang Belanda dan kemungkinan besar sekitar 100.000 orang Indonesia.

. (Foto: Dok. Setkab)