OLENAS.ID – Amerika Serikat berencana mengeluarkan undang-undang baru terkait perlindungan data pengguna TikTok di negara tersebut. Sejauh ini ada enam anggota senator dan dua anggora DPR setempat yang sepakat agar Amerika Serikat mengeluarkan undang-undang tersebut.
“Harapannya ini bisa menghentikan TikTok mengirim informasi pribadi orang Amerika ke China, dan memungkinkan negara-negara dengan perlindungan privasi yang kuat untuk memperkuat hubungan mereka,” kata Ketua Komite Keuangan Senat Ron Wyden dikutip dari CNA, Kami,s 15 Juni 2023.
Melalui RUU tersebut Departemen Perdagangan setempat nantinya bisa untuk mengidentifikasi kategori data pribadi yang dapat membahayakan keamanan nasional AS. Selain, bisa memblokir daftar negara yang berisiko tinggi tempat ekspor data sensitif.
Tak sampai disitu, RUU itu juga akan mengatur ekspor data pribadi oleh pialang data dan perusahaan. Alhasil, upaya ekspor data ke pemerintah asing pun bisa dibatasi.
Sebelum RUU ini dirancang, Komite DPR AS pernah meminta Presiden Demokrat Joe Biden untuk melarang TikTok di negara itu.
Di sisi lain, TikTok justru jadi platform yang digandrungi masyarakat Indonesia. Tercatat, saa ini, ada 2 juta UMKM yang gunakan platform ini.
Sementara itu di Indonesia, TikTok menjadi salah satu platform yang ramai digunakan masyarakat, termasuk UMKM. Selain itu ada 5 juta pelaku bisnis dari masyarakat Indonesia menggunakan platform Tiktok.
Atas dasar itulah, CEO TikTok, Shou Zi Chew berencana akan menginvestasikan miliaran dolar di Indonesia.
“Kami akan investasikan miliaran dolar untuk Indonesia dan Asia Tenggara selama beberapa tahun ke depan,” kata CEO TikTok, Shou Zi Chew dalam sebuah forum yang diselenggarakannya di Jakarta, dikutip dari US News.
Ke depan, TikTok menjadi lebih beragam karena menambahkan lebih banyak pengguna dan memperluas iklan ke e-commerce. Selain itu, TikTok akan mempermudah konsumen untuk membeli barang melalui tautan di aplikasi selama streaming langsung. ***
