Beranda Health AI Bisa Deteksi Dini Risiko Kanker Payudara

AI Bisa Deteksi Dini Risiko Kanker Payudara

2
0

 

OLENAS.ID – Artificial intelligence (AI) diklaim mampu membantu para ahli kesehatan dalam mengidentifikasikan adanya risiko kanker payudara.

Menurut studi jurnal Radiological Society of North America (RSNA), mengungkapkan jika AI mungkin menjadi bantuan penting untuk memprediksi risiko kanker payudara seseorang.

Studi tersebut menunjukkan jika AI dapat mengungguli salah satu model risiko klinis standar. Model tersebut saat ini digunakan untuk memprediksi risiko lima tahun seseorang terkena kanker payudara, yakni konsorsium.

“Ini membantu kami mengidentifikasi wanita dan dapat memperoleh manfaat dari lebih banyak skrining kanker dengan tujuan mengurangi diagnosis kanker payudara stadium lanjut dan kematian akibat kanker payudara,” kata ilmuwan riset Kaiser Permanente dan ahli radiologi yang berspesialisasi dalam pencitraan payudara, Vignesh Arasu, yang dilansir dari Healthline, Kamis, 15 Juni 2023.

Para ahli berharap pada kecerdasan buatan ini untuk membantu dunia kesehatan ke depannya.

“Kami selalu ingin mencari tahu siapa yang berisiko lebih tinggi terkena kanker di masa depan. Ini adalah cara yang sangat menarik dan penting bagi kecerdasan buatan untuk berperan,” kata Nina Stuzin Vincoff, kepala representasi kanker payudara di Northwell Health, New York.

Studi yang digarap oleh Arasu tersebut bersifat retrospektif. Sejauh ini Arasu dan timnya memulai mengidentifikasi lebih dari 324.000 wanita yang melakukan mammogram atau x-ray di Kaiser Permanente Northern California pada 2016. Hasilnya negatf tanda kanker payudara.

Dalam perkembangannya, mereka mempersempit subjek menjadi sub-kelompok acak untuk dianalisis. Studi tersebut menemukan ada 4.5584 wanita dengan diagnosis kanker payudara di antara tahun 2016 dan 2021.

Para peneliti mengevaluasi lima algoritma AI dan menghasilkan skor untuk pemrongraman negatif wanita dari tahun 2016.

Arasu mengakui jika timnya menggunakan model risiko klinis konsorsium atau BCSC untuk menilai risiko kanker payudara mereka berdasarkan faktor risiko tradisional mereka dari tahun 2016. Konsorsium atau BCSC merupakan model risiko klinis yang umum digunakan untuk memprediksi risiko kanker payudara.

Di mana, metode ini menggunakan informasi yang dilaporkan sendiri dari pasien. Pelaporan itu mencakup usia, riwayat keluarga, dan lainnya, juga memengaruhi metode BCSC.

Nah, penelitian yang dilakukan Arasu dan tim adalah mencari tahu apakah AI dapat melakukan hal tersebut. AI hadir untuk menemukan banyak celah yang kemungkinan akan terjadi dalam melakukan identifikasi. Hasilnya, bahwa model penilaian risiko AI dapat meningkatkan identifikasi pasien dengan risiko rata-rata yang lebih mungkin mengembangkan kanker payudara dalam interval waktu lima tahun.

Walaupun demikian, masih banyak lagi yang harus diketahui, dievaluasi, dan ditingkatkan oleh para ahli. Penelitian perlu dilakukan untuk melihat apakah algoritma dapat dibuat menjadi lebih akurat. ***

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini