OLENAS.ID – Nyaris membalikkan keadaan di final Liga Champions, Inter Milan akhirnya harus mengakui keunggulan Manchester City. Dalam duel puncak di Ataturk Olympic Stadium, Istanbul, Man City menang 1-0. Pelatih Inter Simone Inzaghi mengaku tak kecewa atas kegagalan itu dan menilai timnya memang tak pantas berlaga di final.
Inter gagal meraih double saat menutup musim kompetisi. Setelah memenangi Coppa Italia, mereka tak mampu melengkapinya dengan trofi Liga Champions.
Man City yang mencetak sejarah dengan menjadi tim kedua Inggris yang meraih treble setelah Manchester United usai memenangi Liga Champions lewat gol tunggal Rodri.
Baca Juga: Lomba Menulis Puisi, Memberi Ruang Bagi Perempuan Indonesia
Meski gagal, Inzaghi tetap puas dengan performa Lautaro Martinez dkk. Bahkan dirinya memberi apresiasi karena pemain berjuang keras di pertandingan yang sangat ketat.
Tim Serie A Italia ini hanya kurang beruntung karena sundulan Federico Dimarco masih membentur tiang gawang.
Begitu pula sundulan striker Romelu Lukaku dari jarak dekat masih bisa digagalkan kiper Ederson. Peluang itu seharusnya membuahkan gol dan bisa membalikkan keadaan.
“Kami tidak menyesal meski kekalahan itu merupakan hal yang terburuk di olahraga. Saya tetap harus mengucapan selamat kepada pemain saya,” ucap Inzaghi.
“Mereka sangat kecewa, tetapi mereka seharusnya bangga dengan cara bermain kami. Kami tak pantas kalah. Jelas, kami menghadapi tim terbaik. Tetapi Inter juga memainkan laga yang luar biasa di final,” kata dia lagi.
Inter memang menjadi salah satu kejutan di Liga Champions karena mampu menembus final. Ini pencapaian pertama mereka sejak terakhir kali melangkah ke final bersama pelatih Jose Mourinho pada 2010. Saat itu, Inter tidak hanya menjadi juara tetapi meraih treble.
Keberhasilan tim asuhan Inzaghi yang di luar prediksi itu menjadikan I Nerazzurri tak diunggulkan saat bertemu Man City.
Bahkan untuk kali pertama selama dua dekade terakhir belum ada tim yang begitu diunggulkan juara seperti Man City. Namun The Cityzens harus bekerja keras menghadapi permainan efisien Inter.
Apalagi, Inter sesungguhnya tetap bukan tim kaleng-kaleng. Mereka memenangi 11 dari 12 pertandingan terakhir di berbagai kompetisi. Inter juga finis di peringkat tiga di Serie A dan kemudian memenangi Coppa Italia.
“Kami sesungguhnya sejajar dengan Man City. Ini yang membuat kami kecewa. Tetapi saya memastikan tidak akan mengganti tim dengan mana pun. Di pertandingan itu, siapa pun pasti sepakat dengan apa yang saya katakan,” kata Inzaghi.
Gagal di Liga Champions, Inter tetap kembali ke kompetisi Eropa musim 2023/2024. Pasalnya mereka menduduki peringkat tiga klasemen dan mendapatkan tiket ke Liga Champions.***








