Beranda Soker City Vs Inter di Final Liga Champions: Pertama Kali, Satu Tim Jadi...

City Vs Inter di Final Liga Champions: Pertama Kali, Satu Tim Jadi Favorit Kuat

2
0

Final Liga Champions Manchester City vs Inter Milan, Minggu dini hari nanti pukul  02.00 WIB. OLENAS.ID – Untuk kali pertama dalam dua dekade terakhir, salah satu tim sangat diunggulkan juara di final Liga Champions. Ya, Manchester City menjadi favorit kuat mengangkat trofi untuk kali pertama pula saat lawan Inter Milan di Ataturk Olympic Stadium, Istanbul, Minggu, 11 Juni 2023 dini hari pukul 02.00 WIB.

Liga Champions masih sebatas impian besar bagi Man City sebelum 2008. Pada tahun itu, Man City dan fans hanya bisa menyaksikan rival satu kota, Manchester United, konvoi juara Liga Champions untuk kali ketiga.

Tak hanya itu, Man Utd pun memenangi Liga Premier Inggris. Musim itu, The Red Devils begitu digdaya dengan meraih double.

Baca Juga: Putri Ariani Ingin Memberikan Manfaat Bagi Masyarakat Lewat Kemampuan Bermusiknya

Sementara, Man City masih berkutat di papan tengah dan bisa lolos ke Piala UEFA (kini berubah menjadi Liga Europa) lewat babak kualifikasi.

Namun situasi secara perlahan mulai berubah saat konsorsium Abu Dhabi mengambil alih Man City di tahun itu. Dan pada 2016, klub sukses mendatangkan pelatih Pep Guardiola.

Ironis karena eks pelatih Barcelona ini sebelumnya hendak bergabung dengan Man Utd. Bahkan Guardiola sudah bertemu dengan pelatih legendaris Man Utd Sir Alex Ferguson.

Saat itu, Ferguson meminta Guardiola yang sudah meninggalkan Barca untuk menggantikan dia di Man Utd.

Baca Juga: Hari Raya Iduladha 2023 Diprediksi Berbeda

Namun Guardiola menolak. Tidak disebutkan alasan Guardiola menolak tawaran itu. Dia hanya mengucapkan merasa kesulitan memahami perkataan Ferguson yang seorang Skotlandia. Tak lama kemudian, Guardiola malah menerima tawaran Bayern Munich.

Hanya bertahan tiga tahun di Bundesliga Jerman dan gagal memberi trofi Liga Champions bagi Bayern, dirinya kemudian pindah ke Man City pada 2016. Di tangan Guardiola, Man City menjelma menjadi raksasa Liga Premier.

Guardiola tak ubahnya Ferguson di Man Utd yang selalu meraih trofi di setiap musim kompetisi.

Striker Erling Haaland jadi andalan Manchester City vs Inter Milan di final Liga Champions.

Bila Ferguson butuh tiga musim untuk memberi trofi pertama bagi The Red Devils, Guardiola hanya perlu menunggu dua musim untuk meraih Carabao Cup sebagai trofi pertama di Man City.

Selanjutnya, Man City mengalami tsunami trofi. Sementara, Man Utd justru puasa gelar. Mereka hanya sesekali memenangi Piala FA, Liga Europa dan kemudian Carabao Cup saat ditangani Erik ten Hag.

Kesempatan Terbaik Man City 

Namun trofi Guardiola terasa tak lengkap karena Man City belum memenangi Liga Champions. Dan, ini menjadi kesempatan terbaik Man City memenangi trofi kuping lebar.

Apalagi, The Cityzens sangat diunggulkan menjadi juara. Bahkan tak ada tim yang begitu diunggulkan di final Liga Champions selama dua dekade terakhir.

Mereka pun berpeluang meraih treble sekaligus menyamai rekor Man Utd pada 1999. Saat ini Man Utd masih menjadi satu-satunya tim Liga Inggris yang pernah memenangi tiga trofi utama dalam satu musim.

Pelatih Simone Inzaghi siap membawa Inter Milan membuat kejutan di laga final Liga Champions melawan Manchester City.

Performa gemilang Man City menjadi jaminan bila mereka layak diunggulkan menang. Bagaimana tidak, Kevin De Bruyne dkk sukses juara di Liga Premier dan kemudian mengalahkan Man Utd 2-1 di final Piala FA.

Kualitas dan kedalaman skuat Man City jauh lebih baik dibandingkan Inter. Guardiola sebagai juru taktik pun lebih berpengalaman ketimbang Simone Inzaghi, pelatih Inter.

“Ini memang mimpi. Kami harus bisa mewujudkannya,” kata Guardiola saat menanggapi peluang memenangi Liga Champions demi memenuhi ambisi treble winners.

“Untuk mencapai sesuatu, Anda harus memiliki obsesi atau ambisi yang tepat. Obsesi merupakan kata yang positif untuk ambisi mencapai sesuatu, yaitu mimpi,” ucapnya.

Hanya Guardiola tetap mewaspadai bila Inter bukan lawan enteng. Dirinya berharap tim fokus menghadapi Edin Dzeko dkk.

“Saya hanya ingin fokus pada apa yang kami lakukan. Saya sudah menyaksikan beberapa pertandingan Inter dan kami akan mencoba melakukan yang terbaik. Hanya tim yang menunjukkan performa terbaik selama 95 menit pertandingan yang menang,” kata dia.

“Yang penting, kami harus stabil, bertahan dengan baik dan sabar. Dan yang paling penting, saat imbang 0-0, jangan berpikir kalah. Bagi tim Italia, bila skor 0-0, mereka merasa sudah menang. Padahal belum tentu,” ujar Guardiola lagi.

Inter Tak Diunggulkan, Tetapi Bisa Bikin Kejutan 

Sementara, Inzaghi menyadari bila Inter memang tak diunggulkan. Apalagi, mereka menghadapi lawan-lawan yang tidak berat dalam perjalanan menuju final.

Inter menyingkirkan duo Portugal, Porto dan Benfica. Mereka kemudian mengalahkan rival satu kota, AC Milan dalam Derby della Madonnina di semifinal. Bandingkan dengan Man City yang membantai Bayern Munich dan juara bertahan Real Madrid.

“Kami tahu Man City merupakan tim terkuat du dunia saat ini. Bahkan saat mengalami kekalahan, mereka tetap menunjukkan yang terkuat,” kata Inzaghi.

“Tetapi ini tetap 1 lawan 11. Kami akan bertanding dengan mental yang kuat,” ujar dia.

Man City memang sangat diunggulkan. Guardiola juga berharap bisa melepas kutukan tak pernah bisa menjadi juara Liga Champions tanpa Lionel Messi dan lawannya harus Man Utd.

Pada dua final Liga Champions yag dimenangkan Barca di bawah Guardiola, mereka selalu mengalahkan Man Utd.

Di sisi lain, Inter tetap bisa membuat kejutan. Ini yang harus diwaspadai Man City demi memenuhi ambisi treble.

Prakiraan Susunan Pemain
Manchester City (3-4-2-1): Ederson-Walker, Dias, Akanji; Stones, Rodri; Silva, De Bruyne, Gundogan, Grealish; Haaland
Pelatih: Pep Guardiola

Inter Milan (3-5-2): Onana-Darmian, Acerbi, Bastoni; Dumfries, Barella, Calhanoglu, Mkhitaryan, Dimarco; Martinez, Dzeko
Pelatih: Simone Inzaghi.***