OLENAS.ID – Pemerintah tengah menggarap proyek ekonomi digital yakni penggunaan QRIS di lima negara ASEAN. Tahun ini proyek tersebut diharapkan rampung dan bisa mengurangi ketergantungan terhadap dolar.
Lima negara ASEAN di antaranya, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina dan Indonesia sendiri, ditambah dengan Jepang sebagai satu-satuya negara di luar Asia Tenggara.
QRIS diharapkan bisa segera diberlakukan, utamanya di lima negara tersebut. Ini memudahkan transaksi di ASEAN.
Baca Juga: Vietnam Mencatat Panas Tertinggi 44 Derajat Celcius
“Tahun ini semua lima negara di ASEAN dan Jepang sedang berjalan. Dengan adanya ini, ketergantungan terhadap dolar akan turun,” kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023 di Jakarta, Senin, 8 Mei 2023.
Harapan Airlangga dengan adanya sistem pembayaran digital seperti QRIS, akan berjalan lurus dengan peningkatan kekuatan ekonomi digital.
Proyek ini akan didukung melalui kepemimpinan Indonesia sebagai tuan rumah KTT ke-42 ASEAN tahun ini.
“Kami akan memperbesar kue ekonomi digital ini. Sekarang ini market digital di Indonesia sekitar 70 miliar dolar dan itu akan meningkat menjadi 130 miliar dolar. Itu yang harus kita isi,” ujar Airlangga.
Baca Juga: Polytron Superliga Junior 2023, Tampil Beda Antara Perorangan dan Beregu
Pasar Domestik Butuh Support Digital
Airlangga optimistis karena pasar domestik Indonesia sangat besar dan butuh support digital yang kuat untuk meningkatkannya. Dia berharap ekonomi digital dapat menjadi penyangga ekonomi.
“Pasar domestik kita sangat besar. Kehadiran digitalisasi penting untuk menjadi penyangga, tulang punggung, serta akselerator pertumbuhan ekonomi Indonesia yang harus kita dorong untuk mencapai 6 persen,”tulis Airlangga pada unggahan di Instagram @airlanggahartarto_official.
“Jangan sampai kita tidak terjebak dalam ‘middle income trap‘,” tulis Airlangga lebih lanjut.
Untuk itu berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mendongkrak digitalisasi ekonomi, mulai dari pembangunan infrastruktur hingga peningkatan konektivitas di berbagai daerah.
“Sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari digitalisasi, pemerintah mendorong sekaligus memperluas jaringan infrastruktur, mulai menerapkan 5G, dan mendorong low orbit satellite di sejumlah daerah sehingga investasi lebih mudah, dan konektivitas tidak terputus,” kata Airlangga melanjutkan.
Harapannya Ekonomi Digital dapat mengisi 20 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Salah satu upaya terwujudnya mimpi tersebut adalah dengan adanya proyek QRIS ini.***










