Beranda Nasional Mengecewakan, Festival Rujak Uleg 2023 untuk Pejabat dan Bukan Rakyat, Pemkot Surabaya...

Mengecewakan, Festival Rujak Uleg 2023 untuk Pejabat dan Bukan Rakyat, Pemkot Surabaya Minta Maaf

1
0

Warga Surabaya berdesakan tak bisa masuk Festival Rujak Uleg di Surabaya. OLENAS.ID – Pemerintah Kota Surabaya menyampaikan permohonan maaf kepada warga terkait Festival Rujak Uleg 2023 sebagai bagian perayaan hari jadi kota. Mohon maafnya disampaikan lewat Instagram @surabaya dan @sapawargasby, Selasa 9 Mei 2023.

Warga Surabaya kecewa karena tak bisa merayakan hari jadi kota mereka. Alih-alih menyaksikan dan menikmati Festival Rujak Uleg 2023 yang merupakan bagian dari ulang tahun Surabaya, mereka malah mendapatkan pengalaman pahit.

Bagaimana tidak, warga harus berdesak-desakan hanya untuk menunggu diizinkan masuk ke lokasi festival di Jalan Kembang Jepun, Sabtu, 6 Mei 2023.

Baca Juga: Vocalis Coldplay Sapa Para Penggemarnya di Indonesia

Menyedihkan lagi, meski sudah menunggu lama dan sampai berdesakan, warga tetap tidak bisa masuk ke lokasi acara festival.

Apalagi, Pemkot memasang barikade di sepanjang jalan Kembang Jepun. Buntutnya, warga hanya bisa menyaksikan festival dari pinggir jalan.

Salah satu warga di akun Tiktok @myjourney233, membagikan pengalaman kurang menyenangkan saat menyaksikan Festival Rujak Uleg.

Menurut dia hanya pejabat dan tamu undangan yang boleh masuk ke lokasi festival.

Baca Juga: Petugas Samsat Gadungan yang Mau Rampas Motor Jadi DPO

Sebelumnya petugas mengatakan warga tetap bisa masuk setelah acara resmi dibuka. Namun setelah menunggu lebih dari dua jam, warga masih belum diizinkan masuk lokasi.

Tunggu Tiga Jam, Warga Baru Bisa Masuk

Ironisnya, mereka baru bisa masuk lokasi sekitar pukul 21.00 WIB. Itu pun setelah warga menunggu sejak pukul 18.00 WIB. Artinya hampir tiga jam mereka ‘keleleran’ karena menunggu peresmian festival.

“Kita menunggu dari mulai jam enam. Sampai sekitar dua jam kita menunggu akhirnya diresmikan juga. Namun tetap tidak boleh masuk. Kita masih tetap di luar dan berdesakan,… ini sekitar jam sembilan hampir setengah sepuluh baru bisa masuk,” ucap warga dalam video tersebut.

Terlihat ibu-ibu yang protes karena kepanasan akibat berdesak-desakan dengan warga lain. “Pak, rakyatmu kepanasan, lihat ke belakang pak,” ucap salah satu warga.

Bahkan ada warga yang pingsan dan lemas karena berdesakan dan udara semakin pengap.

Sementara, adanya pejabat yang keluar masuk lokasi festival semakin membuat kerumunan warga terdorong dan terjepit.

Pasalnya mereka harus memberi jalan bagi para pejabat yang tak perlu berdesak-desakan seperti warganya.

Warga pun mengungkapkan kekecewaan terhadap pelaksanaan festival. Pasalnya Pemkot sama sekali tak memerhatikan kenyamanan warga dan lebih mementingkan kenyamanan pejabat.

Netizen pun menyatakan bila warga datang ke festival bukan semata-mata makan rujak gratis, tetapi ikut meramaikan ulang tahun Kota Surabaya.

“Ini warga ingin masuk tidak untuk makan gratis, kami ingin ikut berpartisipasi melihat meramaikan acara ulang tahun Surabaya bentuk rasa cinta kami,… ini pesta rakyat bukan pesta pejabat,” lanjut warga dengan akun Tiktok @myjourney 233.

Viral warga berdesakan di Festival Rujak Uleg, Pemkot Surabaya minta maaf.

Menanggapi kekecewaan warga, Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata Kota Surabaya Wiwiek Widayati melakukan klarifikasi.

Dia mengatakan pemasangan barikade berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya. Saat itu warga sangat ramai sehingga pelaksanaan festival tidak kondusif. Jadinya tahun ini Pemkot memasang barikade di sepanjang jalan.

Lebih lanjut Wiwiek menjelaskan Festival Rujak Uleg telah menjadi agenda nasional. Selain itu diadakan lomba dengan penilaian oleh juri profesional, mulai dari cita rasa, cara penyajian, hinga kostum peserta.

“Kami memasang barikade supaya pelaksanaan festival dapat dinikmati dengan nyaman dan tertata dengan rapi. Peserta juga lebih nyaman dan beberapa performa bisa lebih optimal. Dewan juri bisa melakukan penilaian secara optimal,” kata Wiwiek.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya M. Fikser menuturkan masukan dari warga menjadi bahan evaluasi untuk pelaksanaan event selanjutnya.

“Apa pun yang terjadi, kritikan dan masukan untuk perbaikan menjadi evaluasi kami,” kata Fikser bersama Wiwiek dalam unggahan permohonan maaf.

Hanya, pemkot tetap ‘dirujak’ oleh netizen di akun @surabaya dan @sapawargasby karena kegagalan memberi kenyamanan bagi masyarakat yang ingin merayakan uang tahun kota.

“Ya jangan dibuka untuk umum. Tulis saja “Hanya untuk juri, peserta, tamu undangan dan pejabat,” tulis @willysinggih.

“Ya kalo seperti itu, bikin aja event-nya privat di balai kota min. Gak usah diinfokan buat warga,” kata @rafaj_kidohs.

“Kalau gitu gak usah ngundang masyarakat min, di tulisi *Khusus pejabat saja* ben gak usel”lan sakno seng lansia” yg antusias datang, di evaluasi mane min setiap acara besar yg di adakan oleh Pemkot, suwon,” tulis @muhammad_effendi.s.a.g.

“Kalau pestanya untuk kalangan tertentu atau bkn untuk rakyat, mending diadakan di dalam gedung saja habiskan sendiri rujaknya… Percuma koar-koar promo sana sini pesta rujak ulek tapi yg menikmati para pejabat tanpa disentuh rakyatnya…,” ujar @warkoppitulikur.

“Berarti jangan dibuka untuk umum secara langsung pak @ericahyadi_ . Via YouTube saja rakyatnya, daripda berdesakan karena dilarang masuk area karena lomba,” ujar @abdurrahim_2.

Netizen pun membandingkan dengan kepemimpinan Walikota Eri Cahyadi dengan sebelumnya, Tri Rismaharini atau biasa disapa bu Risma.

“Sek enakan jamane bu risma rakyat cilik iso melbu , dan aman pisan,” kata @anam_unyill.

“cukup 1 priode ae lah, , tahun depan gk hadir mane, tuku rujak neng ampel ae, wes cukup enak jamne IBU RISMA,” ujar @shearifchubby.id.***