OLENAS.ID – Manchester City berpeluang meraih treble winners alias tiga trofi dalam satu musim. Tetapi pelatih Pep Guardiola menepis peluang itu dan fokus menghadapi Fulham di ajang Liga Premier Inggris di Stadion Craven Cottage, Minggu, 30 April 2023 dini hari WIB.
Man City mulai disebut sebagai kandidat meraih treble mengikuti jejak rival satu kota, Manchester United.
Mereka berpeluang mempertahankan trofi Liga Premier, memenangi Piala FA dan Liga Champions dalam satu musim.
Baca Juga: Dosen AI Pertama di Indonesia Diluncurkan Universitas Teknokrat Indonesia Lampung
Terutama setelah Man City sukses menaklukkan Arsenal 4-1 di pertandingan tengah pekan lalu.
Kemenangan itu menjadikan Man City yang memiliki poin 73 hanya tertinggal dua poin dari Arsenal yang masih bertahta di puncak klasemen. Persoalannya, Man City masih menyimpan dua pertandingan.
Ini menjadikan Guardiola tak perlu menunggu Arsenal terpeleset. Tim hanya perlu memenangkan satu saja pertandingan yang tertunda, mereka sudah bisa merebut tahta klasemen dari tangan The Gunners.
Sebelumnya, Guardiola memang berharap Arsenal terpeleset alias gagal meraih poin sehingga memungkinkan Man City menjaga persaingan memperebutkan titel liga.
Baca Juga: Polisi Terus Dalami Kematian David Jacobs
Namun kemenangan dalam ‘big battle’ itu menjadikan Man City tak lagi bergantung kepada Arsenal.
Situasi sudah berbalik karena Arsenal yang kini berharap Man City terpeleset. “Kami masih punya lima pertandingan. Kami ingin memenangkan semuanya. Selanjutnya kita lihat bagaimana akhir dari kompetisi,” ucap kiper Arsenal Aaron Ramsdale.
Man City di Atas Angin
Man City sudah di atas angin dan segera mengambil alih pole position. Bahkan ada yang mengklaim kompetisi Liga Inggris sudah berakhir dengan kemenangan The Cityzens atas Arsenal dalam ‘big battle’.
Tak hanya itu, Man City pun punya potensi meraih tiga trofi. Saat ini mereka sudah lolos ke final Piala FA menghadapi Man Utd.
Melawan rival satu kota, Man City pun sangat diunggulkan. Apalagi, tim memiliki motivasi mencetak sejarah sekaligus menyamai rekor The Red Devils pada 1999.
Sementara, di Liga Champions Man City sudah melangkah ke semifinal menghadapi Real Madrid.
Bila lolos dari hadangan Madrid, Guardiola mendapat kesempatan mengangkat trofi kuping lebar.
Pasalnya, Man City akan bertemu dengan pemenang Derby della Madonnina, AC Milan atau Inter Milan, di laga puncak. Mereka pun lebih difavoritkan melawan salah satu wakil dari Kota Milan itu.
Guardiola sendiri berkilah tak memikirkan treble winners. Menurut dia memenangkan Liga Premier sesungguhny tak berbeda dengan meraih trofi Liga Champions.
“Kami tak ada waktu pun memberikan prioritas terhadap apa pun. Bila menjadi juara Liga Premier itu sama seperti memenangkan Liga Champions,” kata Guardiola.
“Kami menghadapi lawan yang berbeda setiap pekan. Jadi fokus saya kali ini adalah melawan Fulham. Selanjutnya, kami menghadapi West Ham United dan kemudian Leeds United. Setelah itu barulah kami mempersiapkan diri melawan Madrid,” ucapnya lagi.
Guardiola berambisi memenangi Liga Champions karena dia baru bisa melakukannya saat menangani Barcelona.
Saat pindah ke Bayern Munich, dirinya malah tak pernah membawa klub Bundesliga Jerman itu memenanginya.
Begitu pula di Man City yang belum pernah merasakan trofi kuping lebar. Bahkan tim biru langit masih berada dalam bayang-bayang Man Utd yang sudah memecahkan berbagai rekor juara dan mengukuhkan sebagai klub legendaris Inggris bersama Liverpool.***








