OLENAS.ID – Sebuah jabatan politik, apalagi sebagai calon anggota legislatif atau level pemerintahan, membutuhkan logistik atau biaya yang tidak sedikit. Semakin tinggi jabatan yang hendak digenggam, semakin membesar biaya yang dikeluarkan.
Sandiaga Uno yang pernah menjaadi calon wakil presiden (cawapres) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mengaku ia menghabiskan biaya sekitar Rp 1 triliun.
Biaya itu, kata Sandiaga, telah dilaporkan dan diaudit oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) serta terekam dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
“Mungkin dua tahun setelah Pilgub DKI itu, (biaya yang dikeluarkan) hampir Rp 1 triliun,” kata Sandiaga Uno dalam program Rosi di Kompas TV, Kamis, 27 April 2023.
Biaya kampanye pemenangan Prabowo-Sandi kala itu tak hanya berasal dari dirinya. Tapi juga berbagai pihak yang mendukung pasangan calon tersebut.
“Ya semua ikut berjuanglah. Tapi secara terbuka, saya melaporkan jumlah harta yang harus dilego untuk membiayai kampanye,” ujarnya.
Sandiaga Uno lantas menyadari bahwa kekuatan logistik membuatnya banyak diincar oleh berbagai pihak untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres).
Namun, dalam pandangannya, penentuan pengusungan capres-cawapres tak hanya ditentukan oleh kekuatan materi semata.
“Menurut saya, harusnya lebih dari itu (materi), karena pemikiran, gagasan, strategi, dan nafas panjang ini yang sangat penting dalam berpolitik. Bukan hanya dari segi kekuatan pendanaan,” kata Sandiaga.
Sandiaga sendiri dikenal sebagai menteri paling kaya dalam Kabinet Indonesia Maju. Pada tahun 2022, ia tercatat memiliki harta mencapai Rp 10,6 triliun.
Saat ini, Sandiaga kerap dianggap menjadi salah satu figur yang cocok untuk menjadi cawapres Ganjar Pranowo yang telah diusung PDI-P sebagai capres.***










