Beranda Berita Kematian Akibat COVID-19 Menurun 90 Persen, WHO Ingatkan Virus Itu Tetap Menginfeksi

Kematian Akibat COVID-19 Menurun 90 Persen, WHO Ingatkan Virus Itu Tetap Menginfeksi

2
0

Pemakaman jenasah akibat COVID-19

OLENAS.ID –  Meski kematian akibat COVID-19 sudah menurun drastis, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tetap memperingatkan bahwa virus itu masih terus bergerak menginfeksi.

“Kami sangat terdorong oleh penurunan berkelanjutan dalam laporan kematian akibat COVID-19, yang telah turun 95 persen sejak awal tahun ini,” kata kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers, dikutip dari AFP, Kamis, 27 April 2023.

Menurut Tedro, negara-negara harus belajar mengelola dampak yang sedang berlangsung, termasuk kondisi pasca-COVID atau long COVID.

“Namun, beberapa negara mengalami peningkatan, dan selama empat minggu terakhir, 14.000 orang kehilangan nyawa karena penyakit ini,” sambung dia.

Namun demikian, Tedros tak membeberkan perbandingan data kematian tahun lalu dengan awal tahun ini. Dia hanya menyebutkan penurunan setara dengan 95 persen.

“Dan, seperti yang diilustrasikan oleh munculnya varian baru XBB.1.16, virus masih berubah, dan masih mampu menyebabkan gelombang baru penyakit dan kematian,” kata dia.

Tedros mengatakan bahwa diperkirakan satu dari 10 infeksi mengakibatkan long COVID, menunjukkan bahwa ratusan juta orang membutuhkan perawatan jangka panjang.

Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk COVID-19, mengatakan sub-silsilah XBB sekarang dominan di seluruh dunia.

Mereka memiliki keuntungan pertumbuhan yang meningkat dan juga tak menyebabkan kekebalan, yang berarti orang dapat terinfeksi kembali meskipun telah divaksinasi atau terinfeksi sebelumnya.

Maria menyerukan peningkatan pengawasan melalui testing COVID-19, agar dapat memantau virus itu sendiri dan memahami apa arti setiap mutasi ini.

Tedros menegaskan kembali bahwa WHO tetap berharap untuk menyatakan berakhirnya COVID-19 sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

“Tetapi virus ini akan tetap ada, dan semua negara perlu belajar mengelolanya bersama penyakit menular lainnya,” tambah Tedros.

WHO juga mencatat, bagaimana pandemi COVID-19 mengganggu program vaksinasi, dengan perkiraan 67 juta anak kehilangan setidaknya satu suntikan penting antara 2019 dan 2021.

Menyusul satu dekade kemajuan yang terhenti, tingkat vaksinasi kembali seperti pada tahun 2008, kata Tedros, menyebabkan meningkatnya wabah campak, difteri, polio, dan demam kuning.

Semua negara harus mengatasi “hambatan imunisasi, apakah itu akses, ketersediaan, biaya atau disinformasi,” pungkas Tedros.***