Beranda Soker Honor Perangkat Pertandingan Liga 1 2022/2023 Belum Dibayar Rp 1,62 Miliar

Honor Perangkat Pertandingan Liga 1 2022/2023 Belum Dibayar Rp 1,62 Miliar

2
0

Ilustrasi wasit Liga 1 2022/2023

OLENAS.ID – Utang PSSI kepengurusan periode 2019-2023 bermunculan lewat temuan Save Our Soccer (SOS). Kali ini tentang belum dibayarnya honor perangkat pertandingan Liga 1 2022/2023 sebesar Rp 1,62 miliar.

Sebelumnya, SOS menyajikan bahwa honor match commisioner dan volunter Elite Pro Academy (EPA) 2022/2023 belum dibayar, meski PSSI sudah menerima uang sponsor dari Mola TV sebesar Rp 8 miliar.

Dalam rilis yang diterima OLENAS.ID, Kamis, 27 April 2023, SOS mengatakan bahwa honor perangkat pertandingan mulai pekan ke-31 hingga ke-34.

“Sungguh menyedihkan dan memprihatinkan. Bahkan, ada perangkat pertandingan yang ingin menggadaikan BPKB kendaraan dan surat tanah demi memenuhi kebutuhan keluarga untuk lebaran. Inilah wajah buruk tata kelola sepakbola Indonesia,” Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali.

Rincian honor perangkat pertandingan Liga 1 yang belum dibayarkan adalah  sebagai berikut:

1. Wasit Utama = Rp 10 juta
2. Asisten Wasit 2 orang x Rp 7,5 juta = Rp 15 juta.
3. Wasit Tambahan 2 orang x Rp 5 juta = Rp 10 juta
4. Wasit cadangan = Rp 5 juta
5. Match Commisoner = Rp 5 juta.

Total satu laga biaya yang harus dikeluarkan untuk perangkat pertandingan Rp 45 juta x 4 pekan x 9 pertandingan per pekan. Total Rp 1,62 miliar.

“Entah apa alasan dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) menunda pembayaran honor perangkat pertandingan. Tapi, budaya buruk ini tidak boleh terulang kedepan.”

“Penundaan pembayaran honor perangkat pertandingan membuka celah terjadinya pengaturan skor. Baik itu match acting, match setting, maupun match fixing.” 

Menelaah jumlah pemasukan uang dari sponsor Liga 1 musim ini seharusnya tidak ada keterlambatan pembayaan. PT LIB dari kompetisi mendapatkan sekitar Rp 370 miliar.

Rinciannya, Rp 220 miliar dari hak siar dan Rp 150 miliar dari sponsor BRI. Bila setiap klub hanya mendapatkan Rp 5,5 miliar sebagai subsidi, dana yang keluar hanya Rp 99 miliar. Artinya, masih ada Rp 270 miliar.

“LIB harus membuka laporan keuangannya secara transparan kepada pemilik saham. Kemana saja uang sponsor Liga 1 digunakan. Dan, harus ada langkah hukum bila terjadi penggelapan. Ini demi sepakbola Indonesia yang sehat, profesional an bermartabat,” kata Akmal.

Save Our Soccer mendukung langkah Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengaudit keuangan PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) dengan melibatkan dengan firma audit ternama Ernst & Young.

“Semoga audit yang dilakukan bisa membuka borok sepakbola Indonesia. Kalau sakitnya sudah stadium 4 dan harus diamputasi maka pengurus PSSI harus berani melakukannya. Ini demi kebaikan sepakbola Indonesia,” kata Akmal.

SOS memberi contoh PSSI-nya Singapura, FAS yang membuka laporan keuangan mereka di situs federasi untuk diketahui oleh publik. Apalagi PSSI adalah Lembaga Publik yang menurut Komisi Informasi Publik (KIP) harus terbuka soal keuangan. ***