OLENAS.ID – Pelatih Arsenal Mikael Arteta pantas cemas. Saat performa tim menurun, mereka harus menyambangi markas Manchester City di Liga Premier Inggris, Kamis, 27 April 2023 dini hari WIB. Namun Arteta mencoba menghibur diri bila big match itu bukan penentuan juara liga.
Laga di saat yang kurang tepat bagi Arsenal. Ya, Arsenal yang mengalami penurunan harus menghadapi Man City yang tengah on fire.
Meski berstatus pimpinan klasemen, namun Arsenal diprediksi sulit menahan laju Man City dalam big match tengah pekan di Stadion Etihad.
Baca Juga: Daftar iPad Lawas yang Tidak Akan Dapat iPadOS 17
Arsenal pantas waspada setelah memetik hasil tak memuaskan di tiga laga terakhir.
Bagaimana tidak, mereka hanya mampu meraih tiga poin setelah ditahan Liverpool, West Ham United dan terakhir Southampton.
Bahkan Arsenal nyaris kalah saat menjamu Soton yang menduduki dasar klasemen dan bakal turun kasta di Emirates. Mereka sempat tertinggal 3-1 sebelum menutup laga dengan skor 3-3.
Kontras dengan Man City yang melaju kencang dan berpeluang meraih treble musim ini.
Baca Juga: Instansi Pemerintah Diminta Halalbihalal Diadakan Setelah 2 Mei 2023
Man City tercatat menang 11 kali dari 12 laga terakhir. Satu-satunya kegagalan pasukan Pep Guardiola tak lain hasil imbang 1-1 melawan Bayern Munich di laga kedua perempat final Liga Champions.
Man City sendiri terakhir kali kalah pada Februari 2023. Saat itu mereka dipaksa menyerah 1-0 oleh Tottenham Hotspur.
Pencapaian mengesankan itu menjadikan sang juara bertahan yang menduduki peringkat dua menempel ketat perolehan poin Arsenal.
Dengan poin 75, Arsenal memang masih unggul lima poin dari The Cityzens. Persoalannya, Man City menyimpan dua pertandingan tunda. Ini yang bisa membuat Arteta cemas.
Bila Arsenal kalah di Etihad, maka jarak poin mereka tinggal dua. Dan, Man City hanya butuh satu kemenangan lagi dari laga tunda untuk melengserkan Arsenal dari tahta klasemen.
Hanya, Arteta meyakini laga melawan Man City tidak menentukan juara liga. Meski demikian mantan asisten Guardiola di Man City ini mengakui bila big match tersebut tidak akan mudah.
“Kami tahu sejak awal, City dan Liverpool merupakan tim-tim yang harus dikalahkan. Terutama bila melihat pencapaian mereka selama enam atau tujuh musim terakhir. Mereka pantas mendapat apresiasi,” ujar Arteta.
“Kami sangat ingin merapatkan jarak dengan mereka. Kini, kami memang berhadapan satu sama lain. Setelah laga di Etihad, kami masih akan menjalani lima laga berikut yang juga tidak mudah. Jadi pertandingan ini sangat penting,” kata dia lagi.
“Apakah laga ini menjadi penentuan musim ini? Jawabnya tegas, tidak,” ucap Arteta.
Mentalitas Pemain Arsenal Melemah
Arteta seperti menghibur diri atau hendak menutupi kecemasan karena melemahnya mentalitas pemain saat menghadapi persaingan di kompetisi yang berat ini.
Tekanan dalam perseteruan di liga memang membutuhkan kematangan mental dari sang pemenang. Hal itu yang dimiliki Man City seperti ditunjukkan saat mereka bersaing ketat dengan Liverpool dalam perebutan titel liga.
Sebaliknya, kekuatan mental juara pemain Arsenal masih butuh pembuktian. Hasil imbang pada tiga laga terakhir seakan menunjukkan bila tekanan mental sudah mulai membebani Martin Odegaard dkk.
Di skuat The Gunners memang ada alumni Man City, Gabriel Jesus dan Oleksandr Zinchenko. Hanya saja, mereka masih belum cukup kuat mengangkat mental Arsenal.
Selain itu, Arsenal memiliki rekor buruk saat bermain di kandang Man City. Mereka tak pernah bisa mengalahkan pasukan Guardiola sejak 2015.
Arteta sendiri selalu kalah selama enam pertemuan dengan Man City. Ini menjadikan Man City sebagai satu-satunya tim yang belum pernah dikalahkan Arteta sejak menangani klub London utara itu.
Namun kali ini, Arteta yakin menang. Hanya dirinya tak yakin bila winner-takes-all di laga itu.
“Bila kami menang, kami belum memenangi liga. Hanya peluangnya memang lebih besar karena lima pertandingan berikutnya pun tak mudah,” ucapnya.***








