OLENAS.ID – Kehabisan daya baterai ponsel atau HP jadi sesuatu yang ditakutkan semua orang, apalagi tidak membawa power bank. Jika berada di tempat umum, memang banyak stasiun pengisian daya (charging station) gratis kita mengisi baterai ponsel.
Namun, charging station di tempat umum, terutama dengan model port USB dianggap tidak aman. Pasalnya, port USB tersebut berisiko menjadi tempat penyebaran perangkat lunak berbahaya (malicious software/malware).
Dikutip dari CBS News, Kamis, 20 April 2023, bahaya nge-cas ponsel di tempat umum seperti stasiun, hotel, mal atau bandara itu disampaikan oleh FBI (Biro Investigasi Federal Amerika Serikat).
Tidak sedikit penjahat yang berhasil membajak ponsel orang lain setelah kegiatan pengisian baterei ponsel di tempat umum.
FBI melalui akun Twiter FBI Denver. mengatakan, masyarakat sebaiknya tetap memakai kabek USB, colokan pengisi daya, pengisi daya portabel, atau baterai eksternal punya sendiri.
FBI menyarankan, lebih baik pengguna membawa kabel dan adapter charger miliknya sendiri, lalu mencolokkannya ke stop kontak yang ada di area publik, termasuk di charging station.
Namun, jangan gunakan metode pengecasan lewat port USB di charging station. Alternatif lainnya, pengguna smartphone bisa membawa power bank miliknya sendiri.
Juice jacking
Secara teknis ketika pengguna memakai layanan pengisian daya gratis, peretas akan menginfeksi ponsel pengguna menggunakan malware. Dengan begitu, mereka bisa mencuri data pribadi atau rahasia yang disimpan di ponsel.
Praktik ini disebut Juice Jacking, yaitu serangan keamanan dengan menargetkan perangkat yang terhubung melalui USB.
Baca juga: Setop 3 Kebiasaan Ngecas HP seperti Ini agar Baterai Awet
Komponen utama yang berperan dalam praktik ini adalah port USB yang dihubungkan untuk mengisi daya ke ponsel. Nah, slot USB yang digunakan itu kemungkinan bisa dihubungkan ke perangkat yang berbeda oleh peretas.
Dengan demikian, ketika pengguna menghubungkan ponselnya ke salah satu port pengisian daya itu, ponselnya menjadi rentan dan bisa jadi target pencurian data.
Di samping itu, peretas bisa mengendalikan ponsel pengguna dan melakukan aneka tindakan termasuk aksi kejahatan siber.***










