Beranda Berita Di Gunungkidul, Sudah Ada Jamaah yang Laksanakan Salat Idul Fitri

Di Gunungkidul, Sudah Ada Jamaah yang Laksanakan Salat Idul Fitri

3
0

Jamaah Aolia melaksanakan ibadah Idul Fitri pada Kamis, 20 April 2023. OLENAS.ID – Pemerintah menetapkan 1 Syawal 1444 H pada Sabtu, 22 April 2023. Meski demikian ada yang menggelar salat Idul Fitri pada Jumat, 21 April 2023. Sebaliknya, jamaah Aolia di Kabupaten Gunungkidul, DIY telah melaksanakan salat Idul Fitri pada Kamis, 20 April 2023 pagi.

Ada sekitar 350 jamaah yang sudah merayakan Idul Fitri. Mereka pun melaksanakan salat Idul Fitri pada Kamis pagi. Salah satunya di Komplek Masjid Aolia di Giriharjo, Panggang, Gunungkidul.‎

Salat Idul Fitri dimulai pukul 06.30 WIB di komplek masjid yang merupakan rumah dari pimpinan jamaah Aolia Mbah Benu atau Raden Ibnu Hajar Sholeh. Jamaah dari sejumlah RT pun melaksanakan ibadah itu.

“Kami telah merayakan Idul Fitri hari ini [Kamis]. Saat salat Idul Fitri diikuti para warga dari RT 01 hingga RT 05. Jadi ada sekitar 350 jamaah yang salat Idul Fitri,” kata KH Ibnu Hajar Soleh yang juga menjadi pimpinan dari jamaah Aolia, Kamis.

Menurut Ibnu Hajar, jamaah juga menggelar takbiran menyambut hari kemenangan pada Rabu, 19 Apri 2023 malam. Yaitu selepas berbuka puasa di hari terakhir.

“Kami tetap melakukan puasa selama 29 hari. Karena memulainya lebih awal, yakni tanggal 22 Maret 2023, untuk hari raya Idul Fitri juga lebih awal,” ucapnya.

Lebih lanjut, KH Ibnu Hajar Soleh, menuturkan bila jamaah melaksanakan ibadah puasa dan merayakan Idul Fitri lebih awal karena keyakinan dan perjalanan spiritual.

Ini yang menjadikan jamaah tak mempermasalahkan hari dan tanggal pelaksanaan ibadah.

“Itu adalah keyakinan. Di Indonesia itu bebas. Hendak hari raya, silakan. Mau tetap puasa juga silakan. Itu tidak masalah. Yang penting jaga persatuan dan kesatuan, jangan menyalahkan yang lainnya,” ucapnya.

Mengenai jamaah Aolia, Mbah Benu menuturkan bila itu bukanlah organisasi. Ini menjadikan dirinya tidak terlalu mengetahui perihal keberadaan jamaah Aolia di tempat-tempat lain.

Namun dia menjelaskan bila jamaah memang tersebar di sejumlah daerah di Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, hingga luar negeri seperti India, Filipina hingga China.

“Di Arab Saudi sesungguhnya juga ada. Hanya saja jamaah Aolia memang lebih banyak diam. Kami juga tidak menjelekkan yang lainnya,” ujarnya.

“Bila ada yang memberi penilaian jelek kepada kami juga tidak boleh marah. Kami punya kamus tidak marah terhadap orang lain,” ujarnya lagi.

“Usahakan menjaga kerukunan sesama karena kita satu rumah tangga dengan tetangga lain. Jangan ada kebencian di antara kita,” kata Mbah Benu.***