OLENAS.ID – Berita tidak menyenangkan bagi emak-emak, perusahaan wadah plastik asal Amerika Serikat, Tupperware Brands Corporation terancam bangkrut.
Kondisi yang buruk, akibat penurunan harga saham yang tajam dalam minggu ini, anjlok sampai 50%, ditengarai menjadi penyebab ancaman kebangkrutan Tupperware. Kecuali dalam waktu cepat mereka mendapat dana.
Dikutip dari CBS News, Rabu, 12 April 2023, Tupperware memiliki keraguan besar tentang kemampuannya untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Hal itu disebutkan dalam siaran pers dan pengajuan sekuritas kepada regulator.
Di kalangan emak-emak di Indonesia, Tupperware jadi merek favorit sebagai wadah makanan yang kedap udara.
tupperware yang didirikan oleh ahli kimia Earl Tupper 77 tahun lalu, anjlok hampir 50% minggu ini setelah perusahaan memberi tahu investor bahwa ada “keraguan substansial tentang kemampuan perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan usahanya”.
Secara keseluruhan, Tupperware yang mendapat keuntungan dari ledakan permintaan selama pandemi karena orang-orang tinggal di rumah, sahamnya telah turun 95% selama 12 bulan terakhir.
Kondisi itu tak lepas dari munculnya pesaing wadah penyimpanan lain yang lebih inovatif mempromosikan produk mereka kepada konsumen yang lebih muda di TikTok dan Instagram.
Dikutip dari The Guardian pada Kamis, 13 April 2023, Tupperware mengatakan tidak akan memiliki cukup uang tunai untuk mendanai operasinya kecuali dapat memperoleh dana tambahan dalam beberapa hari mendatang.
Perusahaan mengatakan sedang mempertimbangkan untuk melakukan PHK dan menjual beberapa portofolio real estatnya untuk menghemat uang.
Ini adalah kedua kalinya dalam waktu kurang dari enam bulan Tupperware mengeluarkan peringatan “going concern”.
Bursa saham New York juga mengatakan Tupperware dalam bahaya dihapuskan dari pasar saham karena terlambat mengajukan laporan tahunannya.
Perusahaan mengatakan berharap untuk mengajukan laporan dalam 30 hari ke depan, tetapi menambahkan “tidak ada jaminan” itu “akan diajukan pada saat itu”.
Neil Saunders, seorang analis ritel dan direktur pelaksana GlobalData Retail, mengatakan Tupperware kehilangan jumlah penjualnya secara drastis, dan konsumen setelah pandemi.
Selain itu dirinya menilai merek favorit emak-emak itu masih belum sepenuhnya terhubung dengan konsumen yang lebih muda.***










