Beranda Tak Berkategori Ketika Soimah Curhat Soal Perlakuan Pajak, Merasa Diperlakukan Seperti Koruptor

Ketika Soimah Curhat Soal Perlakuan Pajak, Merasa Diperlakukan Seperti Koruptor

1
0

Soimah Pancawati

OLENAS.ID – Keluhan akan pelayanan petugas pajak kembali mencuat dan viral. Kali ini penuturan artis Soimah Pancawati tentang pengalamannya diperlakukan seperti koruptor.

Dalam curhatannya di video yang diunggah di YouTube Mojokdotco, perempuan yang multi talenta itu berutur beberapa kali mengalami perlakuan tidak mengenakkan.

 

“Untuk bayar pajak memang kewajiban kita. Dari TV, iklan, dari mana pun kan bayar pajak. Kewajiban kita melaporkan pajak. Soimah gak bakal lari rumahnya jelas. Bayar pasti bayar, tapi perlakukanlah dengan baik. Saya merasa diperlakukan seperti bajingan, seperti koruptor,” kata Soimah.

Soimah mengatakan, perlakuan tidak enak itu sudah dialaminya sejak tahun 2015. Misalnya pada tahun itu, rumahnya tiba-tiba didatangi petugas pajak. Tanpa permisi petugas itu sudah langsung berada di depan pintu rumah.

“Seakan-akan saya mau melarikan diri. Saya dicurigai. Saya menjelaskan saya ini pekerja seni, yang dicurigai apanya?.” 

“Honorariumnya jelas, sudah dipotong pajaknya. Nomongnya pelan-pelan saja, kalau minta harus sopan, baik–baik, karena kita yang bayar (petugas pajak).” 

Lebih aneh lagi, kata Soimah, ketika petugas pajak meminta nota-nota saat dia memberikan bantuan kepada keluarganya.

Karena baginya, dia bekerja keras selama ini tujuannya memang ingin membantu sekaligus membahagiakan keluarga.

“Masak bantu keluarga nggak boleh? Diminta nota,” keluh perempuan kelahiran Pati, 29 September 1980 itu.

Ia juga bercerita saat membeli rumah seharga Rp 430 juta, dan setelah lunas lalu diurus ke notaris untuk pengesahan jual belinya.

“Kata notaris nggak deal dari perpajakan. Rumah disitu harganya Rp 650 juta menurut orang pajak, jadi saya dikira menurunkan harga. Memang ada ukurannya Soimah harus beli harga berapa miliaran gitu ?” ujarnya tak habis pikir.

Kejadian lainnya, saat membuat pendopo Joglo di Jogjakarta. Menurutnya pendopo itu sudah diawasi oleh orang pajak sejak awal didirikan.

“Pendopo ini yang selalu diubek-ubek. Pendopo belum jadi sudah dikelilingi sama orang pajak, diukur dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore. Saya di Jakarta waktu itu. Ini orang pajak apa tukang ya? Kok ngukur dari jam 10 pagi sampai jam 5 sore.”

Dari hasil pengukuran itu, orang pajak sudah membuat apraisal atas pendopo milik Soimah ditaksir sekitar Rp 50 miliar.

“Padahal saya yang bikin saja belum tahu total habisnya berapa, kan belum jadi. Saya belum tahu habis berapa, tapi orang pajak sudah ngitung hampir 50 miliar,” ujarnya.

Soimah juga mengaku rumah kakaknya pernah ditangi petugas pajak dengan membawa debt collector. Petugas pajak tersebut sampai gebrak-gebrak meja di rumah kakaknya.

“Sebelumnya dapat kiriman surat, orang pajak katanya datang saya tidak mau menemui padahal posisi saya di Jakarta. Kakak saya dianggap menyembunyikan saya. Padahal saya live di TV setiap hari. Tapi kita dapat surat kayak gitu dianggap tidak mau menemui,” jelasnya.***