Beranda Nasional Disinggung Soal Followers dan Bisa Bayar Berapa, YouTuber Food Magdalena Minta Maaf

Disinggung Soal Followers dan Bisa Bayar Berapa, YouTuber Food Magdalena Minta Maaf

1
0

Flood vlogger Magdalena. OLENAS.ID – Gara-gara keceplosan atau kebablasan membahas jumlah follower-nya sampai soal bisa bayar berapa, food vlogger Magdalena malah hujan kritik. Pernyataan dia pun ada yang mengartikan hanya ingin makan gratis. Buntutnya Magdalena pun minta maaf.

Potongan wawancara food vlogger Mgdalenaf saat menjadi tamu dalam podcast milik Samuel Christ tiba-tiba bikin heboh.

Terutama saat dirinya menyinggung resto atau tempat kuliner yang tidak menjamunya. Padahal dia hendak mengulas tempat makan itu.

Baca Juga: Twitter Kembali ke Logo Awal, Harga Dogecoin Merosot

Dalam video yang sekarang sudah dihapus itu, pemilik nama lengkap Magdalena Fridawati itu menceritakan pengalamannya ketika datang ke sebuah resto yang akan diulas atau istilah kerennya di-review.

Magda menyebut bila dirinya tidak dijamu dengan baik. Padahal dia sudah menunjukkan keuntungan yang bakal diterima sang pemilik tempat makan tersebut bila diulas olehnya.

“Aku datang ke tempat makan, aku udah nunjukin followers aku berapa, bisa bantu sejauh apa. ‘Iya tapi ini kan bisnis, saya dikasih apa’. Dalam hati, ‘Pak ini tuh nilainya tak ternilai, lho.’ Kalau misalkan lo disuruh bayar gue, bisa bayar berapa? Gitu kan,” tutur Magda.

Pernyataan itulah yang kemudian jadi bumerang bagi Magda meski dia hanya bermaksud bila food vlogger ternyata masih kurang dihargai oleh resto atau tempat kuliner.

Baca Juga: Real Madrid Inginkan Mikael Arteta, Arsenal Malah Cari Penggantinya

Ia justru menerima banyak kritikan dari netizen yang menganggap dirinya sombong. Bahkan ada yang menyebut hanya ingin makan gratisan. Apalagi potongan wawancara itu kemudian bertebaran di media sosial.

Setelah beberapa waktu bungkam, YouTuber berusia 28 tahun itu akhirnya buka suara. Magda mengunggah video berjudul klarifikasi di Instagram pribadinya, Rabu, 5 April 2023.

“Halo, semuanya. Aku Magdalena. Dengan rendah hati, di sini aku mau minta maaf atas pernyataanku dalam video podcast bersama Samuel Christ yang akhirnya memberikan kesan negatif dan salah penafsiran banyak pihak di media sosial beberapa hari terakhir ini,” kata Magda.

“Tentu itu semua tidak mewakili bagaimana aku dan tim dalam delapan tahun terakhir ini benar-benar berjuang dengan tulus mendigitalisasi ribuan UMKM kuliner di Indonesia. Maka dari itu, di sini aku pengin menjelaskan prosedur nyata bagaimana aku dan tim membuat konten yang telah dilakukan selama ini,” sambungnya.

Bantu UMKM Kuliner

Video berdurasi dua menit itu ditutup dengan ucapan terima kasih dari Magdalena kepada para netizen yang telah memberikan kritik dan saran terhadap apa yang dilakukannya selama ini.

“Sekali lagi aku minta maaf dan pastinya berterima kasih kepada kalian semua yang telah memberikan kritik dan saran yang pastinya jadi evaluasi aku dan tim, dan apapun yang terjadi aku akan tetap semangat untuk membantu digitalisasi UMKM kuliner di Indonesia,” tandasnya.

Respon netizen memang beragam. Ada yang mendukung Magdalena. Apalagi, dia sudah berusaha membantu UMKM kuliner. Ada pula yang menyarankan agar lebih low profile aja.

“Menurut saya gak ada yang salah dengan pernyataan kamu di podcast beberapa hari lalu. Itu pernyataan normatif tentang suka duka kamu membantu memajukan UMKM Kuliner Indonesia,” tulis @abi_hasantoso yang memberikan panjang lebar soal Magdalena.

“Jangan mau kalah dengan nyinyiran dan niat jahat netizen yang memang dasarnya julid. Itu menunjukkan mereka bukan siapa-siapa sementara kamu begitu berharga buat para pelaku UMKM Kuliner.”

“Tetap semangaaat, ya, Magda! Tugas kamu masih panjang untuk membantu UMKM Kuliner! Barbar, kuuuy…!” kata dia.

“Sebenarnya yang bikin sensi itu, statement aroganmu: “kalo mau bayar, bisa bayar berapa?” Kurang kurangin deh arogannya. Humble aja kalo km emang genuinely mau membantu UMKM Indo. Kalo si pemilik bisnis gak mau, ya udah km gak usah sewot dengan justifikasi jumlah followermu. Kan si pemilik bisnis nggak ada obligasi untuk usahanya mau di review atau nggak,” kata @eatwithliana.

“tapi kalo UMKMnya gak bersedia di review makanannya, ya jangan dipaksa dong. misal udh ditolak, gausah bilang “ini nilainya tak ternilai loh” “kalo disuruh bayar lu bisa bayar gw brp” ya bodoamat, kalo pemilik bisnis gamau dan gak peduli kenapa harus sampe kak magda bilang bgitu? itu jatuhnya jadi merendahkan. lain halnya sama UMKM yang bersedia, akhirnya tindakan tim mgdalenaf jadi bentuk ‘bantuan’ karena diterima dgn baik. intinya jgn memaksakan org utk menerima sesuatu yg mereka gak minta, apalagi minta di respect sebegitunya. kenal kamu aja mungkin enggak, kak, wong sibuk jualan,” ujar @jenniferxsong.***