OLENAS.ID – Pacar Mario Dandy Satrio, Agnes tersangka penganiayaan David Latumahina ternyata ikut merekam kejadian sadis itu. Agnes menggunakan telpon selulernya sendiri, selain tersangka lainnya, Shane Lukas Rotua yang merekam menggunakan HP milik Mario.
Keterlibatan Agnes itu disampaikan oleh Happy Sihombing, kuasa hukum Shane saat dihubungi wartawan, Selasa, 28 Februari 2023.
“Iya (saksi A ikut merekam). Makanya, saya konfirmasi lagi, setelah dikonfirmasi begitu. Jadi itu udah A1 setelah ditanya lagi, si AG pakai HP-nya sendiri,” kata Happy.
Perekaman kejadian oleh Agnes itu merupakan pengakuan dari kliennya, Shane.
Sebelumnya, polisi dan pengacara Agnes menjelaskan bahwa hanya Shane yang merekam aksi penganiayaan terhadap David. Saat itu Mario yang menyuruh Shane merekam aksi penganiayaan menggunakan handphone miliknya.
“Tersangka S bertanya kepada tersangka MDS. Perannya apa? Tersangka MDS bilang ‘Lo videoin aja, nih pakai HP gua,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi dalam jumpa pers di Polres Jaksel, Jumat, 24 Februari 2023.
Polisi juga telah menganalisis CCTV dan handphone yang dipakai merekam itu. Hasilnya, menurut para saksi, sesuai dengan kejadian.
“Kami putar video tersebut, dan kami tanyakan pada para saksi, para saksi mengatakan sesuai dengan apa yang video itu tayangkan, yaitu telah terjadi kekerasan kepada anak korban D dengan cara menendang kepala anak korban,” tuturnya.
Ade Ary menyebut momen saat AG berupaya menolong korban turut terekam oleh Shane.
“Kegiatan itu semua didokumentasikan oleh tersangka S menggunakan handphone tersangka MDS,” ucap Ade Ary.
Hal serupa juga disampaikan oleh pengacara Agnes, Mangatta Toding Allo saat membantah bahwa kliennya sempat selfie atau swafoto setelah penganiayaan itu.
Justeru, kata Mangatta, AG mengaku sempat terpaku dan nge-freeze saat melihat aksi penganiayaan yang dilakukan Dandy terhadap David.
“Malah dia (AG) sempat nge-freeze, itu juga sudah dikonfirmasi ke psikolog bahwa tindakan (mematung) yang dilakukan oleh saksi anak ini memang bentuk psikologis yang nge-freeze, yang diam, ketika melihat tindakan (penganiayaan) tersebut,” tutur Mangatta Toding Allo, Jumat, 24 Februari 2023. ***










