OLENAS.ID – Wakil Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI DI Yogyakarta, Wahyudi Kurniawan tak habis pikir dengan apa yang terjadi pada Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pada Kamis, 17 Februari 2023. Dalam pemilihan Wakil Ketua Umum yang disaksikan perwakilan FIFA dan AFC kecurangan tersaji terang-terangan.
“Saya dua kali ikut kongres, tahun 2019 dan 2023 ini, yang memberikan pembelajaran dan pengalaman luar biasa. Salah satu pengalaman luar biasa itu adalah suara voter (pemilik suara0 yang bisa hilang,” kata Wahyudi kepada OLENAS.ID, Jumat, 17 Februari 2023.
Drama terjadi dalam pemilihan Waketum PSSI, setelah voter protes keras karena nama yang jadi pilihannya tidak disebutkan. Saat itu, Zainudin Amali mendapat 66, Yunus Nusi 63 dan Ratu Tisha 41 suara.
Setelah protes dan situasi memanas, menurut Togar Simanjuntak sebagai wakil Persiba Balikpapan, atas usulan mantan Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan akhirnya diadakan pemilihan ulang.
Hasil pemilihan ulang, Ratu Tisha meraih suara terbanyak 54 suara, Yunus Nusi 53 dan Zainudin Amali nyungsep dengan hanya memperoleh 44.
Wahyudi mengungkapkan, nama yang dia pilih justru tidak muncul sama sekali. Oleh karena itu, pemilihan harus diulang.
Menurut Wahyudi Kurniawan, pilihannya adalah Ahmad Syauqi Soertano, tapi nama Ketua Asprov PSSI DIY itu tidak muncul.
“Saya pilih Mas Syauqi (Ahmad Syauqi Soeratno) tiba-tiba namanya tidak muncul,” ujar Wahyudi.
Menilik kejadian itu, Wahyudi juga meragukan hasil pemilihan Ketum PSSI yang dimenangkan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir dengan raihan 64 suara, mengalahkan La Nyalla Mattalitti yang hanya meraup 22 suara. Pemilihan Ketua Umum PSSI itu sendiri digelar sebelum pemilihan Waketum PSSI.
“Jangan-jangan tadi saat pemilihan Ketum juga asal baca saja (hasil pemilihannya),” ucap Wahyudi.
“Saya merasa seperti itu (ada kejanggalan). Karena tadi bacanya (perhitungan pemilihan) cepat. Kalau pun kalah Pak Nyalla (AA LaNyalla Mahmud Mattalitti), seharusnya tidak telak,” tambah Wahudi yang juga Ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Sleman. ***
