OLENAS.ID – Di saat masih adanya larangan merayakan Hari Valentine di beberapa tempat di Indonesia, toko-toko bunga di Arab Saudi kebanjiran pesanan. Warga tak lagi sembunyi-sembunyi merayakan Hari Valentine.
Wajah Arab Saudi memang berubah dalam beberapa tahun terakhir. Mereka makin membuka diri terhadap perkembangan dunia modern.
Hari Valentine telah menjadi acara yang biasa dirayakan di bawah undang-undang Visi 2030, gagasan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Pesanan bunga, baik secara luring ataupun daring kini tumpah ruah. Sepeti toko bunga Floward yang menyebut pengiriman bunga Hari Valentine menjadi momen terbesar bagi mereka.
Pesanan dari kerajaan Arab Saudi juga diterima pada Valentine tahun lalu, yang menjadi terbesar. Saat itu orang dari kerajaan menghadiahkan seikat bunga senilai USD 3.000 atau sekitar Rp 45,7 juta.
“Setiap tahun kami melihat peningkatan permintaan pada Hari Valentine dan semakin banyak orang yang merayakan momen spesial ini,” kata CEO & pemimpin Floward Abdulaziz al-Loughani seperti dikutip dari Al Arabiya English.
Seorang warga Arab Saudi Yousef Moussaber mengisahkan kini dia tidak harus membeli bunga sembunyi-sembunyi sepekan sebelum Hari Valentine untuk sang istri.
Situasi itu benar-benar berbeda ketimbang Valentine beberapa tahun silam. Dia harus membeli bunga dan hadiah lainnya secara diam-diam di saat Valentine.
Dikutip dari Arabnews, toko-toko dan restoran dihiasi dekorasi seperti bunga merah dan putih dan balon berbentuk hati.
Harga mawar merah telah melonjak dari biasanya 7 riyal Saudi menjadi 15 untuk Hari Valentine.
Naeem, seorang penjual bunga di Jeddah, mengatakan harga mawar merahnya naik “karena paling banyak diminati hari ini”.
General Manager toko bunga Riyadh Little Flora, Soniel juga menyebut kini orang-orang juga lebih ekspresif dalam menuliskan pesan di buket bunga.
“Jumlah pesanan selalu ada, tapi sekarang orang-orang lebih terbuka. Sekarang orang datang dan langsung memesan untuk istri atau pacarnya,” kata Soneil lagi. ***










