OLENAS.ID – Calon Ketua Umum PSSI, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti percaya bahwa pemerintah tidak akan melakukan intervensi dalam kepengurusan cabang olahraga, khususnya PSSI.
“Jadi, tidak dikenal istilah pengurus cabang olahraga yang direstui, atau yang sebaliknya tidak direstui pemerintah. Apalagi dalam sepakbola, sebagai cabang olahraga yang memiliki statuta internasional yang begitu rigid mengatur aktivitas di dalam football family,” ujar La Nyalla di Jakarta, Rabu, 15 Februari 2023.
“Karena itu, saya percaya, pemerintah tidak dalam posisi ikut dukung-mendukung atau jegal-menjegal dalam proses pengisian kepengurusan cabang olahraga,” tambah La Nyalla yang juga Ketua DPD RI.
Pemerintah dan cabang olahraga (cabor), lanjutnya, adalah dua entitas yang saling mendukung. Amanat undang-undang menyebutkan, bahwa pemerintah bertugas melakukan fasilitasi terhadap semua cabor untuk mencapai salah satu tujuan negara, yakni memajukan kesejahteraan umum melalui keolahragaan nasional.
Mantan Ketum Kadin Jatim itu menilai, pemerintah selama ini sudah mendukung penuh dengan membangun dan menyiapkan infrastruktur untuk mendukung aktivitas olahraga nasional, termasuk sepakbola.
Bahkan, pemerintah secara khusus mendukung aktivitas sepak bola melalui Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional.
“Karena itu, saya siap bekerja untuk sepak bola Indonesia agar lebih baik, lebih bersih dengan integritas kepengurusannya. Saya akan maksimalkan peran Askab/Askot PSSI, Asprov PSSI, klub Amatir dan Profesional, sebagai penggerak ekonomi daerah. Kewenangan pun akan saya delegasikan dengan luas kepada Askab/Askot PSSI dan Asprov PSSI sebagai wakil PSSI di daerah,” jelasnya.
Implementasi
Jika terpilih dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, 16 Februari 2023, La Nyalla akan membentuk kembali Badan Tim Nasional (BTN) dan Badan Wasit Sepakbola Indonesia (BWSI).
Selain itu, LaNyalla juga menyebut bahwa nantinya Direksi dan Komisaris PT Liga harus dipilih oleh klub. Ia mempersilahkan dilakukannya ‘Professional Bidding’ untuk menjaring Direksi terbaik yang dianggap mampu menjalankan Liga secara Profesional.
“Saya dan Komite Eksekutif PSSI nantinya hanya membuat kebijakan untuk memastikan semua aktivitas football development berjalan di seluruh tingkatan,” terangnya.
Mantan Ketua Umum PSSI itu juga menjanjikan nantinya seluruh pengurus PSSI Pusat hingga daerah akan fokus pada pembinaan usia dini, memutar kompetisi Kelompok Umur, Piala Soeratin dan Piala-piala lokal yang menjadi kegiatan daerah.
Hal itu dilakukan untuk memantau, menjaring dan mengorbitkan bibit-bibit pesepakbola masa depan Indonesia.
“Jadi jangan ragu terhadap dukungan Pemerintah. Karena fakta, sejak tahun 2020 hingga 2022 sudah Rp140 miliar uang negara dikucurkan untuk sepak bola. Ini bukti bahwa pemerintah mendukung siapapun Ketua Umum PSSI. Dan saya siap menjalankan mandat itu,” tegasnya. ***








