OLENAS.ID – Dana Rp 1 miliar bagi Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI, yang disampaikan oleh LaNyalla Mattalitti jika terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2023-2027, bukanlah politik uang.
Isu pembelokan itu membuat LaNyalla tak habis pikir, karena orang digiring untuk tidak bisa membedakan program sebagai komitmennya dengan politik uang.
“Subsidi Rp 1 miliar untuk Asprov PSSI merupakan program kerja saat terpilih sebagai Ketua Umum PSSI. Bagaimana mungkin hal itu dituduh sebagai politik uang jelang KLB?,” ujar LaNyalla tak habis pikir.
“Subsidi Rp 1 miliar merupakan komitmen saya untuk kemajuan sepakbola Indonesia. Bentuknya, berupa subsidi kepada para Asprov PSSI yang merupakan ujung tombak bagi pengembangan sepakbola nasional,” jelas pengusaha yang juga Ketua DPD RI itu.
Perkara program pembinaan di akar rumput, melalui Asprov PSSI disampaikan oleh LaNyalla ketika menyampikan visinya di hadapan 25 Asprov Selasa, 7 Februari 2023 lalu.
Sekjen PSSI, Yunus Nusi saat focus group discussion (FGD) di Bali, Jumat, 10 Februari 2023 turut menanggapi hal itu dengan singkat. Dia menyatakan hanya menyerahkan sepenuhnya penilaian tersebut kepada para Asprov.
“Silakan tanya kepada mereka siapa yang menjanjikan, siapa yang berkampanye, siapa yang menyampaikan visi misi, biarlah Asprov, klub yang akan menilai siapa yang pantas memimpin PSSI,” katanya.
Menurut Yunus Nusi, organisasi apapun tidak mengharapkan ada politik uang dalam setiap pemilihan pimpinan. Hal itu pun berlaku bagi federasi sepak bola Indonesia yang kini diurusnya.
Bagi LaNyalla, para Asprov saat ini sangat butuh stimulus untuk menggerakkan kegiatan di setiap daerah, seperti pengelolaan infrastruktur atau memutar kompetisi kelompok umur yang muaranya adalah kemajuan sepakbola nasional.
“Saya tegaskan, Asprov PSSI yang tidak memilih saya pun tetap akan mendapatkan dana subsidi tersebut, karena tujuannya memang untuk pengembangan sepakbola daerah yang merupakan pondasi dasar pengembangan sepakbola nasional. Apakah hal tersebut dikatakan politik uang?” tanya La Nyalla.
LaNyalla yang sudah menandatangani Pakta Integritas sudah berulang kali dirinya mengatakan bahwa politik uang akan merusak sepakbola.
“Soal statement saya terkait sodaqoh di KLB, artinya jika memang ada yang melakukan politik uang dan ada uang yang bergerak di KLB nanti, silakan saja ambil sodaqohnya. Tapi saat di bilik suara, gunakan hati nurani. Mantapkan hati, gunakan hati nurani,” jelas La Nyalla.
La Nyalla menanggapi pemilihan ini dengan sangat bijak. Kata dia, sering sekali campaign dalam pemenangan, isu dan fitnah tak terhindarkan yang terus menghujam dirinya.
“Saya abaikan semua hal yang demikian. Sekali lagi saya katakan, ikhtiar saya tunggal ingin sepak bola Indonesia yang terbaik, yang menang. Saya akan tunaikan utang lama, 2015, serasa jalan baru sejengkal, harus saya tuntaskan,” tegas LaNyalla. ***








