OLENAS.ID – Bencana gempa dengan kekuatan besar, Magnitudo 7,8 di Turki yang terjadi pada Senin, 6 Februari 2023 mengejutkan dunia. Selain Turki dan Suriah, negara yang terkena guncangan lindu ini adalah Lebanon dan Israel.
Apa penyebab terjadinya gempat itu hingga menimbulkan korban jiwa yang saat ini sudah lebih dari 3.400 orang tewas?
Turki sendiri sebenarnya rawan gempa. Penyebabnya adalah Lempeng Anatolia (Anatolian Plate) yang berada di area Turki.
Dikutip dari laporan Al Jazeera, selain berada di atas Lempeng Anatolia, serta berada di daerah patahan-patahan besar: Patahan Anatolia dan Patahan Eurasia di sebelah utara Turki, kemudian Patahan Anatolia Timur yang bersandingan dengan Patahan Arabia di tenggara Turki.
Kondisi geologis itu membuat Turki menjadi salah satu zona gempa bumi paling aktif di dunia.
Pusat gempa yang terjadi pada Senin, 6 Februari 2023 menurut data lembaga pemantau geologi AS (USGS), berada di 23 kilometer timur Nurdagi, di provinsi Gaziantep, Turki. Kedalaman gempa yang ini mencapai 24,1 kilometer.
Dikutip dari The New York Times, USGS mencatat setidaknya 24 gempa susulan setelah gempa utama di Turki itu. Pusat gempa terjadi kira-kira di sepanjang Patahan Anatolia Timur (East Anatolian Fault).
Situs USGS juga menyebutkan informasi awal menunjukkan bahwa gempa terjadi di tiga persimpangan Lempeng Anatolia, Arabia, dan Afrika.
Dikutip dari CNN, Karl Lang, seorang asisten profesor di Sekolah Ilmu Bumi dan Atmosfer Universitas Teknologi Georgia, AS, mengatakan daerah yang dilanda gempa memang rentan terhadap aktivitas seismik.
“Ini adalah gempa bumi yang lebih besar daripada yang pernah mereka alami sebelumnya,” ujar Karl Lang.
Stephen Hicks, seismolog di Imperial College London, mengungkap gempa M 7,8 ini memiliki kekuatan yang sama dengan gempa yang menewaskan sekitar 30 ribu orang di Provinsi Erzincan, Turki pada Desember 1939. Sebanyak 30.000 orang meninggal pada gempat tersebut.
Sedangkan pada 1999, ada pula gempa besar yang merenggut nyawa 17 ribu orang, termasuk lebih dari 1.000 orang di Istanbul.
Pola yang Kompleks
Stephen Hicks juga mengungkapkan, Turki pada dasarnya merupakan sarang aktivitas seismik karena berada di dua patahan besar di Lempeng Anatolia.
Keduanya adalah Patahan Anatolia Utara (Northern Anatolian Fault/NAF) yang melintasi Turki dari barat ke timur; dan Patahan Anatolia Timur (East Anatolian Fault/EAF) yang ada di wilayah tenggara negara itu.
“Northern Anatolian Fault mendapat banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir karena migrasi gempa besar ke arah Istanbul.”
“Namun hari ini gempa M7,8 tampaknya terkait dengan zona East Anatolian Fault yang mengimbangi lempeng tektonik Arab dan Anatolia.”
Dari studi sejumlah peneliti Turki bertajuk ‘Active Seismotectonics of the East Anatolian Fault’ yang terbit di Geophysical Journal International, Februari 2022, Sesar Anatolia Timur merupakan patahan sepanjang 700 km yang terletak di antara lempeng Anatolia dan Arab.
Para ahli dari Yildiz Technical University dan Bogazici University, Turki, itu pun mengungkap Patahan Anatolia Timur ini memiliki pola gempa yang kompleks.
“Kami menyimpulkan bahwa pola kegempaan dan bidang laju regangan di sepanjang EAF dibentuk oleh beberapa faktor seperti ketidakteraturan geometris yang kuat, sambungan heterogen, dan gerakan patahan yang kompleks yang mengarah ke perubahan laju slip patahan yang cepat,” kata para ahli.***










