Beranda Joglosemar Setelah 10 Tahun Beraksi, Kelakuan Bejad Ketua Remaja Masjid di Gamping, Sleman...

Setelah 10 Tahun Beraksi, Kelakuan Bejad Ketua Remaja Masjid di Gamping, Sleman Akhirnya Terungkap

1
0

Ketua Remaja Masjid, AS

OLENAS.ID – Kebejadan itu akhirnya terungkap setelah 10 tahun tersimpan. Seorang ketua emaja masjid di Gamping, Sleman, berinisial AS (28) ditangkap karena sudah mencabuli 20 anak laki-laki di bawah umur.

Perbuatan itu sudah dilakukan AS sejak 2013, dengan modus menindihi dan meraba korban. 

Polisi menjelaskan, peristiwa itu terjadi di Baitul Faizin yang beralamat di Gamping Lor, Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman.

“Sampai saat ini korban yang sudah kami minta keterangan ada 5, pengakuan tersangka kurang lebih 9 orang. Namun berdasarkan informasi yang kami hitung kurang lebih 20 korban, yang saat ini beberapa korban sudah menginjak dewasa,” ujar KBO Satreskrim Polresta Sleman, Iptu M Safiudin di kantor Polresta Sleman, Senin, 6 Februari 2023.

AS memiliki penyimpangan seksual, bermula saat sering mendapatkan video porno sesama jenis pada 2013.

 

Aksi itu dilakukan tersangka di masjid dan di tempat kos. Korban ada yang tertidur, ada yang bangun.

Adapun aksi bejat tersangka bukan hanya dilakukan di masjid. Namun, juga dilakukan di kos.

“Korban tidak mendapat ancaman. Namun karena hal tersebut dianggap sebagai aib, maka korban tidak berani bercerita kepada siapa-siapa. Nah setelah korban yang terakhir [bercerita] dengan adanya saksi dan menceritakannya, baru yang lain mengatakan pernah menjadi korban,” kataM.Safiudin.

Polisi masih melakukan pendalaman kasus. Ada kemungkinan korban kebiadaban tersangka bisa lebih dari 20 anak, kata M.Safiudin.

Terhadap tersangka, dijerat Pasal 82 UU 35/2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman paling singkat 5 tahun paling lama 15 tahun penjara. Juga Pasal 292 KUHP dengan ancaman penjara paling lama 5 tahun.

Sementara itu, Takmir masjid Baitul Faizin periode 2021-2022, Sarno, mengatakan, peristiwa itu baru terungkap Januari lalu setelah ada salah satu korban berani melaporkannya.

“Benar, laporan terakhir yang kami terima itu korbannya ternyata sampai 17 anak,” kata Sarno saat ditemui, Senin, 6 Februari 2023.

Sebelum dibawa ke ranah hukum, dia juga sempat mendatangi pelaku untuk melakukan tabayyun atau klarifikasi langsung.

“Dan dia mengakui bahwa dia memang melakukan hal tersebut,” ujarnya.***