OLENAS.ID – Makanan tradisional memang menjanjikan sebagai bisnis kuliner. Namun, tidak cukup dengan hanya mengandalkan keunggulan saja, karena banyak dicari, dan kerinduan akan masa kecil dengan makanan itu.
Tak hanya menghadapi tantangan jaman, dengan makin meningkatnya makanan siap saji dan pesan online, tapi juga serbuan kuliner dari luar negeri. Ditambah lagi dengan masih banyaknya pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang belum meningkatkan layanan dan inovasi.
“Selama tidak segera dibenahi dalam inovasi teknologi proses, kemasan, kuliner daerah lambat laun akan tergerus dengan serbuan kuliner dari luar negri. Misalnya kudapan dari Jepang, Korea yang sudah merajalela dengan tampilan dan inovasi rasa yang menggoda,” ujar Deddy Rustandi, praktisi dan konsultan kuliner kepada OLENAS.ID, Minggu, 5 Februari 2023.
“Sedangkan kudapan lokal seperti cilok, cilor, cireng, tahu gejrot, tanpa inovasi akan tergerus oleh kuliner luar negri sepwrti takoyaki, dorayaki, chi lhin dsb,” tegasnya.
Deddy yang juga memberikan banyak tips secara langsung dalam acara Jendela Negeri di TVRI Pusat juga mengamati potensi dan kendala pada kuliner daerah.
“UMKM kuliner daerah harus berani berinoviasi rasa dan kemaran,” ujarnya saat ditanya apa kiat bagi pelaku umkm kuliner agar dapat bersaing denga kuliner luar negeri.
Menurut Deddy, jika tidak segera ditangani secara baik, maka kuliner daerah bisa punah, hanya sebagai menu kuliner kenagna saja. Seperti dodol betawi, kerak telor, kue 8 jam yang tidak setiap hari bisa kita nikmati.
“Kita harus memesan atau menunggu moment tertentu untuk menikmati beberapa kuliner khas daerah. Itu pun terkesan asal saja tanpa memikirkan kemasan yang menarik, higienis dan modern,” tambahnya.
Deddy yang pernah menjadi presenter “Sajian Bersama Bogasari” pada awal 2000-an bersama Ikke Nurjanah menyarankan pelaku UMKM kuliner di daerah harus berani berubah, meningkatkan inovasi.
Selain pada kemasan, harus update perkembangan kuliner dalam dan luar negeri melalui pencarian informasi, lalu berinovasi yang tak hanya membuat variasi makanan atau jajanan tapi juga sebagai upaya memperkenalkan pada generasi muda akan kuliner daerah. ***










