OLENAS.ID – Berbagai peristiwa beruntun yang diterima oleh Arema FC, terakhir dengan adanya demonstrasi yang berakhir ricuh, membuat manajemen klub berjuluk Singo Edan itu mempertimbangkan untuk membubarkan diri. Sekaligus mundur dari Liga 1 2022/2023.
Apa konsekuensi yang akan diterima oleh Arema jika benar-benar membubarkan diri?
“Klub yang mengundurkan diri dihukum denda sebesar Rp3 miliar apabila mengundurkan diri pada putaran pertama (pekan pertandingan pertama hingga ke-17) dan sebesar Rp5 miliar apabila mengundurkan diri pada putaran kedua (pekan pertandingan ke-18 hingga ke-34),” tulis regulasi Liga 1 2022/2023.
Arema FC juga terancam dilarang tampil di Liga 1 selama dua musim mendatang setelah mengundurkan diri. Akan bermain di kompetisi mana, akan ditentukan oleh PSSI.
Serangkaian hukuman akan diterima jika niat itu terlaksana, termasuk terdegradasi dari Liga 1. Hukuman yang tak hanya berasal dari PSSI tapi juga PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi.
Berikut ini beberapa konsekuensi yang akan diterima Arema jika jadi bubarkan diri :
Pertama, seluruh hasil pertandingan yang sudah dijalani menjadi tidak sah dan otomatis dihapus dari klasemen akhir Liga 1, termasuk untuk tim lawan. Lalu sisa pertandingan Arema FC akan dihilangkan dari jadwal.
Kedua, manajemen Arema FC juga perlu membayar kompensasi kepada beberapa pihak terkait. Berapa nilainya, akan ditentukan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator liga.
Ketiga, Arema harus membayar biaya kompensasi terhadap kerugian yang timbul dan dialami oleh klub lainnya, PSSI, LIB, sponsor, televisi dan pihak terkait lainnya.
Keempat, denda yang terbilang besar karena Liga 1 sudah memasuki putaran kedua kompetisi.
Kelima, hukuman tambahan jika dilaporkan ke Komite Disiplin PSSI untuk mendapatkan sanksi tambahan.
Konsekuensi yang terpapar di situ tentu sudah dihitung oleh Arema.
Akankah Arema benar-benar mau dibubarkan? ***








