OLENAS.ID – Tidak mudah memang menjadi orangtua. Bukan hanya soal kemampuan finansial yang dibutuhkan, tapi yang tak kalah penting adalah bagaimana menjaga emosi, terutama saat anak susah diberitahu.
Sering ditemui orangtua yang yang meluapkan emosinya dengan cara meneriaki sang anak. Bisa terjadi pada hal sepele, yang dipicu oleh masalah lain, sehingga anak diteriaki.
Namun, banyak yang tidak tahu bahwa dengan cara meneriaki tersebut kurang tepat untuk anak karena bisa membuatnya lebih agresif.
Belum lagi, setelah itu berlalu, muncul rasa bersalah pada diri kita kepada si kecil.
Dalam sebuah survey, dari semua hal yang menyebabkan rasa bersalah orangtua, penyesalan karena meneriaki anak-anak menduduki urutan teratas bagi kebanyakan ibu.
Menurut psikolog Laura Markham, Ph.D., penulis buku Peaceful Parent, Happy Siblings: How to Stop yelling and Start Connecting, sangat penting untuk menahan diri dan mengubah kebiasaan tersebut.
Berikut ini beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menghentikan kebiasaan tersebut :
1. Hal-hal biasa
Terkadang banyak hal remeh yang membuat kita meninggikan suara seperti, “Matikan musiknya!” , “Jangan main hp terus,”, “Tutup pintunya!”
Saran Penasihat Orangtua Eileen Kennedy-Moore, Ph.D., penulis Growing Friendships: A kids’ Guide to Making and Keeping Friends, coba datangi anak dan bicara dengan suara teratur, intonasi yang dibuat sebiasa mungkin.
Langkah itu bisa memberikan efek bumerang pada anak. Mereka tak akan membalas teriakan dan melakukan apa yang kita minta.
2. Padamkan api amarah
Menurut penelitian, introspeksi dapat membantu kita menenangkan diri di tengah “panasnya” momen.
3. Pikirkan kata-kata positif
Ketika mulai kesal pada tingkah laku anak, kendalikan diri sambil ucapkan “Mudah melakukannya”, “tarik napas dan hitung sampai 10,” atau “Sabar.”
4. Mendekat pada anak
Gunakan metode lemah lembut
Misalnya, anak masih juga main gadget atau menonton tv. Dekati, sampaikan dng suara lembut tapi tegas, bahwa dia harus tidur karena besok masuk sekolah.
5. Kurangi momen pemicu
Pagi hari selalu menjadi momen sibuk, baik bersiap ke kantor atau mempersiapkan kebutuhan anak ke sekolah. Situasi itu bisa memicu kita untuk berteriak.
Untuk mengurangi ketergesaan, bangunkan anak-anak lebih awal untuk bersiap. Coba untuk berbicara dengan nada biasa. Bukannya malah berteriak sampai mereka bangun.
Meski membutuhkan waktu untuk membiasakan diri, cara ini bisa membawa dampak baik bagi anak dan orangtua.
Kita harus berani mencobanya pada diri sendiri, demi kepentingan anak juga di kemudian harinya. ***








