OLENAS.ID – Pariwisata di Gunungkidul, DIY, mengalami penurunan. Hanya 2,8 juta wisatawan yang mengunjungi daerah itu sepanjang tahun 2022. Jumlah itu tak mencapai target sehingga pendapatan dari sektor wisata meleset.
Pariwisata di Gunungkidul sesungguhnya menjadi salah satu andalan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Apalagi, Gunungkidul memang kaya dengan tempat wisata yang menjadi destinasi wisatawan lokal, luar kota maupun turis mancanegara.
Wisatawan di DIY akrab dengan Pantai Indrayanti, Pantai Drini, Pantai Krakal, dan masih banyak wisata pantai yang indah yang berlokasi di Gunungkidul. Selain itu ada Goa Pindul, Air Terjun Sri Gethuk yang menjadi destinasi wisatawan.
Hanya keindahan pantai dan eksotisme Goa Pindul tak membuat wisatawan mengunjungi Gunungkidul.
Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Mohamad Arif Aldian, menuturkan pencapaian dari sektor wisata tak memenuhi target. Daerah hanya mendapatkan Rp20,8 miliar atau sebesar 77,3 persen saja dari sektor itu.
Baca Juga: Man Utd Vs Bournemouth, Kembalinya Martinez dan Prediksi Susunan Pemain
“Padahal target kami di tahun 2022 sebesar Rp27 miliar dengan jumlah wisatawan mencapai 3.770.920 orang. Namun target itu meleset,” kata Arif di Gunungkidul, Selasa (3/1/2023).
“Pencapaiannya hanya 77,3 persen dari target dengan jumlah wisatawan yang datang 2.867.448 orang,” ujar dia lebih lanjut.
Menurut Arif target wisatawan diharapkan masih bisa tercapai saat libur Natal dan Tahun Baru 2023. Namun target itu pun gagal karena mereka yang datang ke pantai atau gua tak lebih dari 148 ribu wisatawan.
Kegagalan target wisatawan berkunjung ke Gunungkidul lebih disebabkan cuaca ekstrem yang melanda DIY. Terutama pada bulan Desember atau menjelang Natal dan Tahun Baru.
Cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan lebat dan angin kencang menjadikan kawasan pantai tak lagi menjadi destinasi wisata. Pasalnya cuaca itu mengakibatkan pantai mengalami gelombang tinggi. Selain itu ada banjir rob.
Baca Juga: Pencabutan PPKM Jadi Kado Akhir Tahun, Masyarakat Bantul Tetap Pakai Masker
Faktor lain tentu saja tidak ada cuti bersama sehingga masa liburan menjadi singkat. Wisatawan pun akhirnya tidak melakukan perjalanan yang relatif cukup jauh.
Hal senada dikatakan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gunungkidul, Sunyoto bahwa jumlah wisatawan yang datang mengalami penurunan. Hal itu menjadikan tingkat okupansi hotel selama Nataru tidak sesuai prediksi.
Sunyoto sendiri menuturkan hotel dan penginapan sesungguhnya hanya menargetkan tingkat okupansi sebesar 75 persen. Namun target itu pun gagal tercapai.
“Faktor cuaca memang sangat berpengaruh. Apalagi destinasi wisata yang ada di Gunungkidul mengandalkan alam,” ujar Sunyoto.
“Terus terang, Nataru kali ini tak seramai Nataru tahun lalu,” kata dia.






