Beranda Joglosemar Penataan Kawasan Kumuh di Tiga Lokasi di Yogyakarta Dilanjutkan Tahun Ini

Penataan Kawasan Kumuh di Tiga Lokasi di Yogyakarta Dilanjutkan Tahun Ini

3
0

Penataan kawasan bantaran sungai di Kelurahan Prawirodirjan Gondomanan OLENAS.ID – Kegiatan penataan kawasan kumuh di di tiga lokasi di Kota Yogyakarta dilanjutkan di 2023 ini. Tahun ini penataan difokuskan pada indikator-indikator kumuh di beberapa lokasi yang belum tertangani.

Utamanya adalah, penataan kawasan kumuh di bantaran sungai dengan pembangunan jalan inspeksi. Dan penataan untuk membuat ruang terbuka publik dan sanitasi.

Kepala Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPKP) Kota Yogyakarta, Sigit Setiawan mengatakan, di 2023 penataan kawasan kumuh di Kota Yogyakarta didasarkan pada indikator kumuh yang paling dominan dan belum tertangani.

Baca Juga: Liga 2 Indonesia Dimulai 10 September

Kebijakan itu diambil karena penataan kawasan kumuh hanya menggunakan dana dari APBD Kota Yogyakarta. Penataan kawasan kumuh di tahun-tahun sebelumnya berkolaborasi dengan dana APBN, sehingga bisa mencakup semua kebutuhan.

“Polanya kalau yang dulu kalau masih bisa kolaborasi dengan APBN, sehingga bisa mencakup semuanya. Kalau tahun ini pada indikator kumuh yang menonjol,” kata Sigit, seperti di kutip jogjakota.go.id.

Tiga lokasi yang menjadi sasaran penataan kawasan kumuh di 2023 adalah wilayah Prawirodirjan, RW 05 Klitren dan RW 8 Pakuncen. Penataan dengan anggaran APBD Kota Yogyakarta tersebut rata-rata alokasinya berkisar Rp700 juta sampai Rp 900 juta per-paket pekerjaan.

Baca Juga: Desa di DIY Diwajibkan Buka Lapangan Pekerjaan Baru

Penataan kawasan kumuh di Prawirodirjan, dilakukan untuk mengembalikan fungsi lahan Sultan Ground, yang dulunya dihuni warga. Lahan tersebut akan digunakan untuk kepentingan fasilitas publik.

Dinas PUPKP Kota Yogyakarta berkolaborasi dengan Kelurahan Prawirodirjan, yang sudah memiliki rencana induk penataan di wilayaj tersebut. Konsep penataan dengan membangun fasilitas ruang terbuka publik di bantaran sungai dengan pembangunan pendopo, amphitheater, toilet yang taman dilengkapi tempat bermain anak.

Penataan di Prawirodirjan ditargetkan selesai pada Oktober 2023. “Pola penataannya kami ingin mendekatkan sungai sebagai area yang bisa dimanfaatkan oleh siapa saja. Selama ini talut seolah memisahkan antara sungai dengan area permukiman,” jelas Sigit.

Baca Juga: Lebih Dari 16 Kecamatan di Tiga Kabupaten di DIY Terdampak Kekeringan

Mempertimbangkan ketersediaan ruang yang ada, akan dibangun amphitheater. Dengan penataan yang dilakukan, dihrapkan, sungai akan menjadi wahana bersama. “Bisa kita jaga sama sama,” tandasnya.

Sedangkan penataan di Pakuncen dan Klitren, untuk mengatasi indikator kumuh yang belum tertangani dari sisi sanitasi dan membuka akses jalan tepi sungai. Ditargetkan penataan kaawasan kumuh di Klitren selesai pada November 2023.

“Di Klitren dan Pakuncen fokusnya ke penataan sanitasi dan jalan tepi sungai. Nantinya dari sisi operasional, dilakukan pemeliharaan talut maupun mitigasi kalau terjadi longsor dan sebagainya. Harapanbya akan mempermudah penanganan kalau ada jalan inspeksi,” tambah Sigit.

Baca Juga: Kurangi Polusi Udara Ibu Kota, Indonesia Lakukan Modifikasi Cuaca

Hingga 2023 ini tercatat, luas kawasan kumuh di Kota Yogyakarta tersisa 89,36 hektare. Dari luasan lahan tersebut, sekitar 77 hektare di antaranya berada di bantaran sungai.

Penataan kawasan kumuh di Prawirodirjan saat ini masih berlangsung di sepanjang bantaran Sungai Code, tepatnya di selatan bendung Mergangsan. Salah seorang warga Prawirodirjan Erni Susanti, merasa senang dengan penataan kawasan bantaran sungai yang lokasinya berada di depan tempat tinggalnya.

Selama ini bantaran itu digunakan untuk permukiman warga. “Harapannya lebih bagus, lebih tertata dan dilihat lebih nyaman,” pungkasnya.***