OLENAS.ID – Lebih dari 24.000 orang tewas di Turki dan Suriah barat laut di tengah upaya penyelamatan yang terus berjalan. Angka itu merupakan update terbaru dari Al Jazeera, Sabtu, 11 Februari 2023.
Dari jumlah itu, korban di Turki naik menjadi menjadi 20.665 pada dan lebih dari 3.500 tewas di Suriah. Jumlah korban bisa bertambah dengan tak hentinya upaya tim penyelamat dari berbagai negara berupaya mencari di tengah reruntuhan bangunan.
Al Jazeera juga melaporkan dari kota Kahramanmaras, Turki, orang-orang yang selamat dari gempa bumi “menunggu siang dan malam” untuk mendengar berita tentang anggota keluarga meskipun kondisi cuaca kurang optimal.
“Kondisinya cukup sulit… suhunya di bawah nol. Dan mereka masih belum mau pergi. Mereka menunggu dengan harapan untuk mendapatkan kembali orang yang mereka cintai – hidup atau mati,” lapor jurnalis Al Jazeera, Resul Serdar.
Lebih dari 6.000 orang dilaporkan tewas di kota – yang berada di dekat pusat gempa.
“Bencana demi bencana ada di mana-mana [di kota ini] … butuh waktu bertahun-tahun untuk pulih,” kata Serdar.
Krisis Dalam Krisis
Sivanka Dhanapala, perwakilan Suriah dari Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Jumat, 10 Februari 2023, memperkirakan, 5,3 juta orang di Suriah akan kehilangan tempat tinggal akibat gempa bumi yang dahsyat itu.
“Itu jumlah yang sangat besar dan datang ke populasi yang sudah menderita pemindahan massal.”
“Untuk Suriah, ini adalah krisis di dalam krisis. Kami mengalami guncangan ekonomi, COVID dan sekarang berada di musim dingin yang dalam, dengan badai salju mengamuk di daerah yang terkena dampak.”
Korban yang selamat dari gempa berkekuatan 7,8 dan 7,6 telah berbondong-bondong ke kamp-kamp yang didirikan untuk orang-orang yang terlantar, akibat perang selama hampir 12 tahun dari bagian lain Suriah. Banyak yang kehilangan rumah atau terlalu takut untuk kembali ke bangunan yang rusak.
Di Turki dan Suriah, hampir 900.000 orang sangat membutuhan makanan panas.
Menurut media pemerintah Suriah, pemerintah telah menyetujui pengiriman bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah yang dilanda gempa di luar kendalinya, menurut media pemerintah.
Sedangkan Turki mengatakan, sedang bekerja untuk membuka dua rute baru ke bagian Suriah yang dikuasai pemberontak.
Penyelamatan yang digambarkan sebagai keajaiban berlanjut lebih dari 100 jam setelah getaran gempa pertama melanda.***










