Beranda Tekno Penjualan Ponsel di Dunia, Samsung Masih Pecundangi iPhone

Penjualan Ponsel di Dunia, Samsung Masih Pecundangi iPhone

2
0

Penjualan ponsel Samsung masih tertinggi. OLENAS.ID – Samsung sampai saat ini masih menjadi produsen ponsel dengan pengiriman terbanyak di dunia pada kuartal I/2023. Ponsel itu mengungguli iPhone, tetapi Xiaomi patut diwaspadai.

Samsung dan Apple bersaing ketat mendominasi pangsa pasar smartphone global selama tiga tahun terakhir.

Meski brand baru terus bermunculan, namun dominasi Samsung dan Apple masih terlalu kuat dan belum bisa digeser.

Baca Juga: Lengah, Tabrak Mobil dari Belakang, Pemotor Meninggal Dunia

Lalu siapa yang paling unggul dalam penjualan ponsel? Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker, Minggu 30 April 2023 mengungkapkan Samsung masih yang tertinggi.

Meski penjualan mengalami penurunan sebesar 18,9 persen, namun penjualan produk itu mencapai 60,5 juta. Sedangkan penjualan Samsung pada kuartal I/2022 sebanyak 74,6 juta unit.

Apple dengan produk iPhone membayangi secara ketat dengan menempati posisi kedua. Jumlah pengiriman iPhone sebanyak 55,2 juta unit. Hanya terpaut 5 jutaan dengan Samsung.

Kemudian, Xiaomi terpantau sebanyak 30,5 juta unit pada periode yang sama. Produk itu menempati peringkat tiga dan patut diwaspadai. Xiaomi menunjukkan penjualan yang terus meningkat.

Baca Juga: Barcelona Vs Betis: Kian Dekat Juara, Lamine Yamal Jadi Debutan Termuda

Jumlah pengiriman smartphone Oppo dan Vivo masing-masing sebanyak 27,4 juta unit dan 20,5 juta unit. Sementara, pengiriman smartphone merek lainnya sebanyak 74,5 juta unit.

Sedangkan, International Data Corporation (IDC) mengungkapkan jika ada penurunan jumlah pengiriman ponsel pada kuartal I/2023. Jumlah pengiriman ponsel pintar (smartphone) di dunia saat ini mencapai 268,6 juta unit pada kuartal I/2023.

Jumlah tersebut turun 14,6 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 314,5 juta unit.

Adapun penurunan ini merupakan tren yang terjadi sejak akhir tahun 2020. IDC menilai hal ini dikarenakan adanya penuruan minat dari pasar, inflasi dan ketidakpastian ekonomi.***