Beranda Berita Mantan PM Pakistan Imran Khan Diseret dari Pengadilan. Quetta Rusuh, Satu Meninggal

Mantan PM Pakistan Imran Khan Diseret dari Pengadilan. Quetta Rusuh, Satu Meninggal

2
0

Mantan PM Pakistan Imran Khan ditangkap saat disidang di pengadilan. OLENAS.ID – Mantan Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, ditangkap dan diseret dari pengadilan, Selasa, 9 Mei 2023. Khan dibawa keluar dari Pengadilan Tinggi Islamabad di dekat Lahore, tempat tinggalnya, saat sedang menghadapi sidang dakwaan, dalam berbagai kasus korupsi.

Fawad Chaudhry, pejabat senior dari partai Pakistan Tehreek-e-Insaf mengatakan, Khan dikeluarkan dari Pengadilan Tinggi Islamabad oleh agen keamanan dari Biro Akuntabilitas Nasional. Dia dimasukkan ke sebuah mobil lapis baja dan dibawa pergi.

Hal tersebut memicu peningkatan ketegangan politik, yang memantik demonstrasi kekerasan oleh para pendukung Khan yang marah di seluruh negeri.

Baca Juga: Apple Rajai Penjualan Tablet pada Kuartal Pertama 2023

Penangkapan perdana menteri yang digulingkan karena mosi tidak percaya tersebut, telah memicu kerusuhan yang mengakibatkan satu orang tewas.

Korban jiwa jatuh dalam bentrokan antara pengunjuk rasa dan militer di Quetta, ibu kota Provinsi Baluchistan. Dalam kejadian tersebut dilaporkan lima orang mengalami luka-lika.

Sementara di kota lain dilaporkan empat orang meninggal dan 15 lainnya cedera karena rusuh kekerasan serupa yang terjadi di Karachi, Peshawar, Rawalpindi dan Lahore.

Rusuh, Internet Diputus

Di tengah kejadian kekerasan, pejabat otoritas telekomunikasi Pakistan mengatakan, regulator memblokir media sosial, termasuk Twitter.

Sementara layanan internet di ibu kota Islamabad dan kota-kota lain dalam posisi dimatikan. Sementara itu beberapa sekolah swasta meliburkan aktivitasnya pada Rabu, 10 Mei 2023.

Baca Juga: Lindan Nongol di Magelang, Beraksi di Polytron Superliga Junior 2023

Media televisi lokal menayangkan video saat Khan diseret pergi dari pengadilan. Sebuah kejadian yang disebut oleh Chaundry sebagai aksi penculikan.

Sementara di luar pengadilan terjadi perkelahian antara pendukung Khan dan polisi. “Beberapa pengacara dan pendukung Khan terluka, dalam huru-hara begitu pula beberapa polisi,” kata Chaudhry.

Khan sendiri dibawa ke kota garnisun Rawalpindi, dekat Islamabad. Dirinya menjalani interogasi di kantor Biro Akuntabilitas Nasional.

Sebelumnya, Khan dibawa ke Pengadilan Tinggi Islamabad dari dekat Lahore, tempat tinggalnya, untuk menghadapi dakwaan dalam kasus korupsi. Dia mengecam kasus-kasus yang menimpanya, termasuk tuduhan mengenai aksi terorisme.

Penangkapan pada Selasa 9 Mei 2023 dilakukan berdasarkan surat perintah baru dari Biro Akuntabilitas Nasional dalam kasus korupsi terpisah. Pengacara Khan pun menantang legalitas penangkapan.

Pengadilan sendiri mendukung aksi penangkapan tersebut. Namun Khan seharusnya tidak dikeluarkan secara paksa dari ruang sidang.

“Imran Khan ditangkap karena dia dicari dalam kasus korupsi,” kata Menteri Dalam Negeri Rana Sanaullah Khan.

Dia menyebut Pakistan telah kehilangan jutaan dolar saat Khan menjabat. Hal itu terjadi karena pembelian tanah secara ilegal dari seorang taipan bisnis.

Biro Akuntabilitas Nasional adalah sebuah organisasi anti-korupsi kuat di Pakistan yang telah menahan dan menyelidiki mantan pejabat, termasuk perdana menteri, politisi, dan pensiunan perwira militer.

Namun ada yang memandang NAB sebagai alat yang digunakan oleh mereka yang berkuasa, terutama militer, untuk menindak lawan politik. Ketika Khan berkuasa, pemerintahnya menangkap Sharif, yang saat itu menjadi pemimpin oposisi, melalui NAB.

Saat berita penangkapan beredar, sekira 4.000 pendukung Khan menyerbu kediaman resmi komandan regional tertinggi di Lahore. Masa menghancurkan jendela dan pintu, merusak furnitur, dan melakukan aksi duduk.

Sementara pasukan yang ditempatkan memilih mundur untuk menghindari terjadinya kekerasan. Para pengunjuk rasa membakar kendaraan polisi dan memblokir jalan-jalan utama.

Massa juga menghancurkan gerbang utama markas besar tentara di kota garnisun Rawalpindi. Ratusan pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan pro-Khan dalam aksi tersebut.

Di kota pelabuhan Karachi, polisi mengayunkan pentungan dan menembakkan gas air mata untuk membubarkan ratusan masa pendukung Khan.

Massa berkumpul di jalan utama di Karachi. Raoof Hasan, seorang pemimpin lain dari partai Khan mengatakan, penangkapan itu adalah campur tangan terang-terangan dalam urusan peradilan oleh penguasa.***