OLENAS.ID – Tim U-17 putri Banthongyord meraih sukses di Polytron Superliga Junior 2023. Tim Thailand ini tampil sebagai juara dan merebut Piala Yuni Kartika setelah menang 3-0 atas PB Jaya Raya di laga final di GOR Djarum, Magelang, Sabtu, 13 Mei 2023.
Banthongyord mencetak sejarah di kejuaraan beregu yang mengadaptasi Piala Thomas dan Piala Uber. Pasalnya, mereka menjadi tim mancanegara pertama yang memenangi trofi kejuaraan yang terakhir kali digelar pada 2019 karena pandemi.
Atas keberhasilannya menjadi juara, Banthongyord tidak hanya membawa Piala Yuni Kartika tetapi juga berhak atas hadiah uang Rp100 juta.
Baca Juga: Mewakili Kaum Milineal, Yashinta Sekarwangi Mega Maju Jadi Calon Anggota DPD RI.
Sukses tim Thailand ini kian lengkap setelah Anyapat Phichitpreechasak terpilih sebagai pemain terbaik.
Sukses Banthongyord menjadi juara di Magelang menunjukkan bila generasi anyar Thailand pun sudah mulai unjuk kemampuan.
Tidak menutup kemungkinan Anyapat dkk meneruskan generasi Ratchanok Intanon dan Kunlavut Vitidsarn pada tahun-tahun mendatang. Apalagi, dua pemain top Thailand itu juga berasal dari klub Banthongyord.
Di laga final, para pemain Thailand menunjukkan performa terbaik untuk menjadi yang terbaik. Mereka sama sekali tak memberi poin kepada Jaya Raya.
Baca Juga: 20 WNI Korban TPPO di Myanmar, Diperkirakan Bisa Pulang Dua Minggu Lagi
Pemain tunggal Anyapat yang menjadi andalan Banthongyord menjadikan tim unggul 1-0 setelah menang dua gim langsung atas Thalita Ramadhani Wiryawan. Pemain yang menduduki peringkat 27 dunia yunior BWF ini menang 21-11, 21-11 setelah bertanding selama 30 menit.
Kemenangan Anyapat rupanya memacu semangat rekan-rekannya. Alhasil pada partai kedua, ganda putri Kodchaporn Chaichana/Pannawee Polyiam tak kesulitan mengatasi pasangan Jania Novalita Situmorang/Nadia Pritasari dan menang 21-18, 21-11.
Tunggal kedua Ratnacha Sompoch menjadi penentu juara Banthongyord. Ratnacha pun sama sekali tak terbebani saat menghadapi Alfira Deanika dan berhasil menang dua gim langsung 21-13, 21-17. Banthongyord menag 3-0 untuk menjadi juara.
Pelatih Banthongyord Sakkaya Sootlake, menuturkan dirinya tak menyangka tim memenangi Piala Yuni Kartika. Apalagi, dia tak menargetkan juara di Magelang.
“Paling banter, kami hanya menargetkan runner up. Tidak penting apakah kami juara atau tidak. Pasalnya kami ingin mencari pengalaman di sini. Bila akhirnya juara tentu ini hal yang menggembirakan,” ujar Sakkaya.
Jaya Raya Lawan Terberat
Meski menang cukup mudah, namun Sakkaya mengakui bila Jaya Raya merupakan lawan terberat. Pada pertemuan pertama di penyisihan grup, mereka harus bekerja keras sebelum menang 3-2.
“Semua lawan di kejuaraan ini tidak mudah dihadapi. Tetapi harus diakui, Jaya Raya merupakan lawan paling berat,” ucapnya.
Sakkaya juga membeberkan kunci kemenangan di kejuaraan beregu. Mereka selalu menjaga kekompakan dan saling mendukung karena faktor nonteknik, seperti mental, sangat menentukan.
Selain itu, pemain menjalani latihan keras dan disiplin waktu mulai jam istirahat sampai pola makan. Hasilnya, pemain memiliki fisik yang bagus. Ini terlihat saat Ratnacha yang tetap bugar setelah menyelesaikan gim terakhir.
“Kami menjalani latihan yang keras. Pemain juga harus disiplin waktu, kapan mereka tidur atau istirahat dan mengatur pola makan. Kami juga rutin ke gym untuk fitnes,” ucap Sakkaya yang siap mempertahankan gelar juara tahun depan.
“Kami siap mempertahankan gelar juara dan akan datang ke sini tahun depan,” jawabnya.***









