OLENAS.ID – Pastinya kita tidak asing dengan istilah baper (Bawa Perasaan). Semua orang pasti pernah berada dalam konsisi baper. Dalam KBBI, baper atau baperan adalah ketika kita terlalu sensitif dalam menanggapi suatu hal.
Kendati demikian, baper bukanlah hal yang perlu diwajari dan dimaklumi, seringkali baper membuat mood kita berantakan.
Bahkan bisa mengganggu produktivitas kita dalam bekerja. Alih-alih berfikir positif dalam menyelesaikan masalah, baper membawa dampak negatif pada diri kita.
Baca Juga: Untuk Perbaikan, Jalan Gito Gati Ditutup Sementara Waktu.
Nah untuk itu, ini dia tips untuk kamu yang sulit untuk mengurangi baper. Dengan begitu, kamu bisa menjadi pribadi yang lebih tenang dan positif dalam menjalani harimu.
Frederik Imbo seorang pembicara yang sudah memiliki pengalaman selama 15 tahun dalam mendorong masyarakat untuk mencapai kehidupan yang bahagia, memberikan tips agar kita tidak mudah baper dalam sebuah seminar Tedx Talks.
Frederik pernah memutuskan untuk menjadi seorang wasit sepak bola. Hal itu ia lakukan bukan sekadar mendapatkan gaji. Namun dirinya ingin belajar bagaimana cara agar tidak menjadi orang yang baperan.
Sebagai wasit sepak bola, ia adalah orang yang paling disalahkan atas jalannya permainan. Seringkali pemain, pelatih, hingga penonton tidak setuju dengan keputusan yang ia buat, sehingga banyak yang mencemooh dan menyalahkannya.
Baca Juga: Dianggarkan Rp 19 Miliar, Rusun Aspol Polda DIY Dibangun Di Tengah Kota
Dari pengalamannya tersebut, Frederik menemukan cara agar dia tidak baper dan tetap bahagia di tengah cemoohan dan gunjingan yang diarahkan padanya selama di lapangan.
Baper Karena Diabaikan, Diserang
Menurut Frederik perasaan baper hadir karena kita merasa diabaikan, diserang, dikhianati, ataupun perasaan tidak dihargai oleh orang lain. Hal ini dipengaruhi karena faktor ego yang dimiliki manusia.
Ego manusia selalu merasa ingin benar dan tidak pernah salah, sehingga ketika dihadapkan dengan kritik dari orang lain, kita merasa baper.
Tips yang pertama agar kita tidak baperan adalah dengan melihat segala sesuatu dari prespektif orang lain.
Seringkali kita merasa tidak dihargai karena kita hanya melihat dari prespektif diri sendiri, sehingga kita merasa tidak dihargai, dikhianati, dll. Padahal bisa jadi orang lain memiliki alasan tersendiri atas sikapnya terhadap kita.
Contohnya, sebagai seorang wasit dirinya harus memberikan keputusan terkait permainan yang berlangsung, namun di sisi lain, penonton memiliki keinginan agar tim yang mereka dukung dapt memenangkan pertandingan.
Dengan begitu kita bisa menilai wajar perilaku orang lain kepada kita dari sudut pandang mereka, sehingga kita tidak baper.
Jika hal tersebut masih tidak berhasil, tips yang kedua adalah dengan melakukan evaluasi diri dan mengutarakan apa yang kita rasakan pada orang lain.
Sebagai manusia, tentu kita tak luput dari kesalahan, dan hendaknya kita tidak menjadi orang yang anti kritik.
Ketika kita merasa baper, kita perlu memilah terlebih dahulu, apakah perilaku atau hal yang dilakukan orang lain kepada kita adalah suatu kebenaran. Apakah kita melakukan sesuatu yang merugikan dirinya.
Jika jawabannya tidak, maka kita tidak perlu merasa baper. Namun sebaliknya, apabila kita merugikan orang lain hendaknya kita berevaluasi dan mengutarakan pada orang tersebut terkait apa yang kita rasakan. Dengan begitu orang lain akan memahami diri kita, dan kita tidak akan baper lagi.
Contohnya, ketika orang lain mengatakan bahwa diri kita adalah sebuah jeruk, tentu kita tidak perlu baper, karena tidak ada sedikitpun hal yang benar dari perkataan tersebut.
Lain halnya ketika orang lain mengatakan bahwa kita adalah seorang yang egois. Bagaimanapun sebagai seorang manusia, kita memiliki potensi untuk bersikap egois, sehingga kita perlu mengevaluasi diri kita, apa benar pada saat itu kita sedang egois.
Semoga dengan tips melihat prespektif orang lain dan juga evaluasi diri bisa membuat diri kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Pribadi yang tidak baperan, tidak menanggapi suatu hal dengan terlalu sensitif dan tentunya lebih bahagia.***








