OLENAS.ID – Pilu! Selama delapan tahun (2013-2021), E (26) melahirkan tujuh bayi dari hasil inses dengan ayahnya, Rudi (57).
E (26) terpaksa melakukan inses, harus melayani nafsu bejat ayahnya, R (57) hingga melahirkan tujuh bayi, karena di bawah ancaman.
Piskolog UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak Pemkab Banyumas, Rahmawati Wulansari mengatakan, awalnya E sempat diancam menggunakan golok saat menolak berhubungan dengan ayahnya.
“Memang benar ada ancaman ketika (ayahnya) mengajak dan ditolak. Dia bilangnya ‘dipapag ngangge bendo‘ (dihalangi dengan golok). Sehingga mau tidak mau melakukan dengan ayah kandung,” kata Psikolog UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak Pemkab Banyumas, Rahmawati Wulansari saat pers rilis di Mapolresta Banyumas, Selasa, 27 Juni 2023.
Menurut Rahmawati, saat hal itu terjadi pertama kali kondisi psikologis E pasti terganggu. Apalagi saat itu E masih di bawah umur.
Merujuk pada usia E saat ini, pada 2013 saat pertama kali diancam dan melayani nafsu bejat ayahnya, ia masih berusia 16 tahun.
“Kalau melihat kondisi kejiwaannya pada 2013 tentu saya bisa membayangkan betapa dia sangat tertekan. Itu sangat mengagetkan, pertama kali melakukan dan kebetulan ayah sendiri,” ujar Rahmawati.
Namun E tidak punya pilihan lain, karena mendapat ancaman hingga melahirkan anak pertama pada tahun 2013. Kelahiran yang terus berulang setiap tahunnya, hingga anak ketujuh pada 2021.
E adalah anak sulung dari isteri ketiga R. Dua isterinya sudah diceraikan.
Kepada Rahamati, E mengatakan sebetulnya tidak menikmati hubungan tersebut.
“Dia bilang ‘saya tidak menikmati, tapi saya tidak punya pilihan. Jadi ya sudah lah melayani kebutuhan biologis ayah’,” kata Rahmawati tentang E yang tetap hidup dengan ayahnya di sebuah gubuk.
Menurut Rahmawati, saat ini psikologis E, yang ditetapkan oleh polisi sebagai saksi kasus inses dan pembunuhan tujuh bayi, dalam kondisi baik.
Bayi-bayi tersebut dibunuh oleh Rudi sesaat setelah dilahirkan dan dikubur di kebun tempat tinggal mereka di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan. ***










