OLENAS.ID – Twitter Inc telah mengumumkan terkait dengan perubahan versi terbaru dari TweetDeck.
Meski demikian, sampai saat ini belum ada kejelasan apakah nantinya pengguna akan dikenakan biaya tambahan saat menggunakan TweetDeck.
Dalam pengumumannya, Twitter menyatakan akan menerapkan kebijakan baru untuk TweetDeck. Pengguna harus segera diverifikasi agar tetap bisa menggunakan fitur tersebut.
“Perubahan itu akan berlaku dalam 30 hari,” kata Twitter yang dikutip dari Reuters, Selasa, 4 Juli 2023.
Untuk mengatasi Tweetdeck yang terus bermasalah, Twitter memutuskan meluncurkan Tweetdeck versi baru yang sudah diuji coba sejak tahun 2021. Twitter mengatakan pengguna akan bisa memindahkan pencarian, daftar, dan kolom dari Tweetdeck lama ke versi baru dengan mudah, seperti dikutip dari Engadget.
Tweetdeck baru juga dilengkapi tweet composer yang lebih lengkap, serta mendukung Spaces, polls, dan video docking. Tapi saat ini fitur Teams di Tweetdeck masih belum tersedia.
Fitur TweetDeck sebelumnya dapat digunakan gratis, yang dimanfaatkan oleh para pebisnis dan organisasi berita untuk memantau konten dengan mudah.
Kebijakan baru pada TweetDeck menjadi rangkaian upaya yang dilakukan Twitter untuk mendulang pendapatan iklah sejak di bawah kepemilikan Elon Musk.
Penerapan kebijakan baru pada TweetDeck diumumkan hanya beberapa hari setelah Elon Musk mengatur pembatasan cuitan yang dapat dilakukan pengguna yang tidak terverifikasi.
“Untuk mengatasi tingkat pengikisan data yang ekstrem dan manipulasi sistem,” kata Elon.
Alhasil, pengumuman yang disampaikan Elon itu memicu reaksi keras dari pengguna Twitter dan pakar periklanan. Aturan tersebut dinilai justru akan berimbas kepada CEO Twitter, Linda Yaccarino.
Sebab, setiap pengguna yang harus terverifikasi harus membayar US$8 per bulan, sedangkan untuk organisasi dipatok US$1.000 per bulan.***










