OLENAS.ID – Komisi Perdagangan Federal (FTC) Amerika Serikat menginvestigasi OpenAI atas dugaan pelanggaran undang-undang perlindungan konsumen. OpenAI diduga membahayakan reputasi individu dan data pribadi.
The Washington Post, Jumat 14 Juli 2023 mengungkapkan jika FTC telah mengirimkan dokumen berupa 20 halaman berisikan tuntutan terhadap OpenAI.
Perusahaan pembuat chatbot terkenal ChatGPT itu diminta memberikan penjelasan terperinci kepada FTC terkait semua keluhan mengenai pernyataan palsu, menyesatkan, meremehkan, atau berbahaya tentang individu.
Baca Juga: Luis Milla dan Persib Cerai
FTC ingin melihat apakah perusahaan terlibat dalam praktik penyelewengan yang merugikan konsumen. FTC juga meminta OpenAI untuk memberikan catatan terkait insiden keamanan yang diungkapkan perusahaan, Maret lalu.
Saat itu ada bug dalam sistem yang memungkinkan beberapa pengguna melihat informasi terkait pembayaran, serta beberapa data dari riwayat obrolan pengguna lain.
FTC juga sedang menyelidiki apakah praktik keamanan data perusahaan melanggar undang-undang perlindungan konsumen.
FTC sejauh ini telah memperingatkan bahwa undang-undang perlindungan konsumen yang ada saat ini berlaku untuk AI. Meskipun, peraturan baru masih direncanakan.
Baca Juga: Mulai Pekan Depan Dijual, Tiket MotoGP Mandalika Dibanderol Paling Mahal Rp20 Juta
Ketua FTC Lina Khan mengeklaim investigasi ini merupakan bagian dari wewenangnya.
“Kami fokus pada, ‘apakah ada kerugian substansial bagi individu?’’Kerugian bisa berupa apa saja,” ungkap Khan.
Sebelumnya, pembawa acara radio di Georgia bernama Mark Walters menggugat OpenAI karena pencemaran nama baik. Gugatan tersebut menuduh ChatGPT membuat informasi salah terkait Walters.
Pembawa acara Armed American Radio dituliskan menipu dan menggelapkan dana dari Second Amendment Foundation.
ChatGPT juga pernah salah mengatakan bahwa seorang pengacara telah membuat komentar yang menjurus ke arah seksual dan berusaha menyentuh seorang siswa dalam study tour ke Alaska.
Sementara, CEO OpenAI Sam Altman melalui akun Twitter pribadinya mengatakan versi terbaru dari teknologi perusahaan, GPT-4, dibangun berdasarkan penelitian keselamatan selama bertahun-tahun.
Sistemnya pun dirancang untuk belajar tentang dunia, bukan individu pribadi. Namun, ia mengaku perusahaannya akan bekerja sama dengan tuntutan FTC.
“Sangat disayangkan melihat permintaan FTC dimulai dengan kebocoran dan tidak membantu membangun kepercayaan,” tulis Altman dalam tweet.
“Sangat penting bagi kami untuk memastikan teknologi kami aman dan pro-konsumen, dan kami yakin kami mematuhi hukum,” lanjutnya.***










